Begitulah Adir. Lelaki pemalas, ogah kerja tapi ingin koceknya selalu isi. Demi materi dia bersedia menjalani hidup seperti itu. Dia rela dimadu. “Toh hanya selapan hari sekali”, kilahnya.
Pak Merto, Pakdenya Adir sangat prihatin melihat itu semua. “Mbok sudah, Dir. Hidup seperti itu kan berarti kamu itu menjadi ‘gedibaling’ setan. Menjadi abdinya setan”, tutur Pak Merto setiap ketemu Adir.
Adir cuek saja. Nasehat Pakdenya dianggap seperti angin lalu. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. - Nama samaran - (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *