harianmerapi.com - Kadang antara mimpi dan alam nyata sangat tipis sekatnya sehingga terasa seperti misteri karena berada di alam bawah sadar. Hal itu pula yang dialami Fauzi saat tertidur di meja kerjanya.
Kala itu Fauzi ikut mengambil gelas dan menyeduh kopi di dapur kantor. Dibukanya sebungkus kopi, aroma kopi meresap di hidungnya.
Fauzi kembali bingung, dirinya sadar seharusnya bungkus kopi sudah diambil pak Aji, dan tersisa satu bungkus saja. Fauzi ingat betul, hari itu hanya ada dua bungkus kopi.
Baca Juga: Misteri Dapur Kantor 1: Lampu Tidak Bisa Menyala, Ada Suara Kaca Pecah di Luar Kantor
“Kamu bawa kopi sendiri ya? Ini kok masih satu?” kembali Fauzi menanyakan kepada pak Aji.
Tidak ada jawaban. Rekannya tetap meminum kopi dan duduk menatap jendela. Fauzi mulai mengaduk kopi dengan perlahan, perasaannya tidak nyaman.
Dirinya merasa bahwa pak Aji berbeda pada malam hari itu. Tiba-tiba pak Aji berhenti meminum kopi dan berucap.
“Iya Mas, saya ada pekerjaan yang belum selesai. Dari mana Mas? Ayo ngopi dulu.”
Fauzi bingung dengan ucapan pak Aji yang sama persis dengan sebelumnya.
Baca Juga: Mengenal Allah Melalui Penciptaan Alam Semesta
Jantungnya berdegup ketika kepala rekannya menengok ke arahnya dengan tatapan kosong dan tersenyum.
Pyar! Pyar! Pyar!
Suara kaca pecah berkali-kali menghampiri Fauzi. Dirinya terkejut dan tidak melihat pak Aji duduk di depan pandangannya.
Lampu dapur mati dan ditepuk-tepuk pundaknya oleh seseorang, terasa ada yang memanggil.
“Mas! Mas! Ayo pulang Mas, sudah jam sebelas malam.” Suara pak Aji membangunkan Fauzi yang terlelap di meja kerjanya.
Fauzi cukup terkejut dan dilihatnya pula rekan yang lain tengah berkemas-kemas untuk pulang. Kantor masih ramai dan angin tidak seganas apa yang ada diingatannya.
Baca Juga: Pisang Cokelat Kekinian, Berbalut Kulit Lumpia Jadi Crispy dan Bagian Dalamnya Legit
Dirinya bergegas turut mengemas dan pulang dengan rekan-rekannya. Pak Aji kebingungan dengan sikap Fauzi yang seperti terburu-buru.