harianmerapi.com - Ulah makhluk halus untuk mengganggu manusia meman bermacam-macam. Seperti pengalaman mistis Samad, saat naik sepeda motor malam-malam sepulang kerja lembur.
Samad tidak habis pikir. Saat berganti celana, dia melihat ada semacam bekas cakaran di paha kirinya. Samad teringat ada keganjilan saat perjalanan dari kantor menuju rumah.
Bekerja lembur sampai malam, Samad hendak pulang ke Blunyahrejo. Ada istri dan putri kecilnya yang sudah menunggu.
Baca Juga: Mengenal Allah Melalui Penciptaan Alam Semesta
Dengan mengenakan jaket, Samad mencegah dinginnya malam menusuk tubuh. Dia naik sepeda motor sedang-sedang saja. Tidak ngebut, tidak juga pelan. Sepeda motor terus melaju melintasi jalan demi jalan.
Sampai sebuah jalan di Kemuning, Samad merasa ada sesuatu di jok belakang. Terasa ada yang membonceng sepeda motornya. Matanya yang tertutup kaca helm menengok sebentar. Tak ada siapa-siapa.
Tangan kirinya ikut meraba bagian belakang, kosong. Samad memelankan sepeda motornya dan berhenti di tepi trotoar. Dia mengecek ban sepeda motor, tidak bocor. Ban masih terisi penuh.
Samad menghidupkan kembali mesin sepeda motor. Sepeda motor melaju lagi bersama terpaan semilir angin. Lagi-lagi Samad merasakan jok belakang ada yang membonceng.
Seketika Samad terkejut karena pahanya sebelah kiri terasa diusap-usap. Ada yang mengelus-elus pahanya. Matanya sedetik melihat paha, tidak ada apa-apa. Tapi, kok terasa ada yang membonceng?
Seperti ada tangan memegang dan mengelus-elus pahanya? Pikiran Samad diselimuti tanda tanya dan jadi tidak tenang.
Samad mendadak gentar. Posisinya masih di sebuah jalan di Kemuning. Pikirannya menduga ada sesosok makhluk halus sedang mengganggunya.
Dengan mencengkeram stang sepeda motor kuat-kuat, dia ingin cepat pulang. Mengebutkan sepeda motornya. Sampai di depan rumah, dia membuka pintu pagar yang belum digembok, lalu memarkir sepeda motor.
Baca Juga: Oknum Mahasiswa Bantah Perkosa Pelajar, Pelaku: Persetubuhan Suka Sama Suka
Dibukakan pintu oleh istrinya, Samad masuk ke dalam rumah dengan pikiran masih menduga-duga. Apa yang dialami dalam perjalanan tadi?
