Telepon dari Alam Gaib 2: Mirip Suara Ibu yang Telah Meninggal Menjanjikan Mau Bantu di Malam Selasa Kliwon

photo author
- Jumat, 4 Februari 2022 | 19:00 WIB
Ngadi bermimpi didatangi wanita berpakaian putih. (Ilustrasi Pramono Estu)
Ngadi bermimpi didatangi wanita berpakaian putih. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Waktu itu Ngadi akan menyeribu (nyewu) ibunya yang telah meninggal dunia 3 tahun yang lalu. Ngadi merasa sedih sebab tidak punya uang karena dua bulan tidak bekerja.

Untuk kendurian sederhana paling tidak memerlukan beaya minimal Rp. 2.000.000. Ia baru mempunyai uang satu juta, ayahnya mempunyai uang Rp. 200.000,- Ia merasa sedih untuk keperluan itu mau utang dimana.

Dalam keadaan galau itu ada telepon dari seseorang isinya menghibur dan janji: “Halo Ngadi jangan sedih saya bantu besok malam Selasa Kliwon saya akan menjumpai engkau”. Kemudian telepon terputus tidak bisa dihubungi.

Baca Juga: Ada Dua Alasan Mengapa Manusia Membutuhkan Agama

Ngadi menjadi bingung siapa yang telepon sudah tidak bisa dihubungi. Ia selalu memikirkan siapa yang akan menjumpainya.

Pada malam Selasa Kliwon ia selalu menanti siapa yang akan menjumpanya. Sampai jam 24.00 WIB malam Selasa Kliwon belum ada yang menjumpainya.

Akhirnya Ngadi tertidur, tidak antara lama Ia bermimpi didatangi wanita yang berpakaian putih, memakai cadar, mengenakan ikat pinggang merah, tangannya memegang kipas.

Wanita itu bilang : “Di kalau tidak punya uang angkatlah genuk (tempat beras) di kamar belakang di bawahnya ada rezeki ambilah”.

Baca Juga: Kepala Nila Memiliki Banyak Khasiat Kesehatan, di Antaranya Menjaga Kesehatan Jantung

Ngadi terbangun suara orang yang berpakaian putih itu seperti suara ibunya yang telah meninggal 3 tahun yang lalu, tetapi rupanya berbeda sekali. Ngadi agaknya kurang percaya apa yang dikatakan wanita dalam mimpinya itu.

Ia mengajak ayahnya untuk mengangkat genuk itu. Astaga di bawah genuk itu memang ada kotak kecil dari kayu. Kemudian kotak itu dibuka ada emas beserta suratnya dari toko emas tersebut beratnya ada 15 gram.

Ayahnya lalu ingat bahwa emas itu kiriman dari putra sulungnya yang merantau di luar Jawa. Oleh ibunya Ngadi emas itu disimpan di bawah genuk dan tempat itu jarang disentuh jadi wajar kalau ayahnya lupa
punya emas itu.

Ngadi merasa senang dan emas tersebut dibawa ke toko emas dan dijual. Siapa yang berbusana putih itu Ngadi tidak tahu hanya suaranya Ngadi masih ingat itu suara ibunya.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 7: Jadi Bahan Gunjingan Tetangga, Tabah Menerima Kenyataan Keluarga Dihin

Dengan dijualnya emas tersebut maka beaya untuk memperingati 1000 hari meninggalnya ibunya Ngadi telah tercukupi bahkan masih ada sisa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB

Cerita misteri gendruwo ikut ronda mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 21:00 WIB
X