Bondan pun menjadi bingung sebab tidak bisa menyediakan bayi untuk piaraannya itu. Semua wanita di kampungnya tidak mau diperistri, jadi selingkuhannya pun tidak mau.
Ia selalu menghindar dari Kuncup Melati, sebaliknya Kuncup Melati selalu mencari Bondan Wicaksana. Kamar khusus di rumah Bondan Wicaksana yang setiap malam Selasa Kliwon untuk pertemuan itu juga sepi.
Baca Juga: Khasiat Buah Mangga untuk Imunitas Tubuh, Melindungi dari Kanker dan Menyingkirkan Serangan Flu
Akik Kuncup Melati yang ditunggui oleh makhluk halus itu setiap malam mengeluarkan api panas. Kalau dulu dari cahaya api itu keluar wanita cantik (Kuncup Melati) namun sesudah lama tidak disediakan bayi dari cahaya api itu keluar wanita yang menakutkan semacam wewe.
Giginya berupa taring semua, matanya merah, dagu maju ke depan, mulutnya tampak berdarah, rambutnya gimbal menutup punggungnya, wajahnya pucat seperti mayat.
Pada suatu malam Bondan Wicaksana pulang dari kota dengan mengendarai mobil. Di tikungan jalan tepat di bawah pohon beringin lewat kaca depan mobilnya ia melihat wanita menakutkan menyerang dia. Wanita itu dengan taringnya menerkam Bondan Wicaksana.
Akhirnya mobil yang dikendarainya terjatuh ke dalam jurang sedalam 10 meter. Bondan Wicaksana meninggal dunia di tempat itu.
Baca Juga: Kekayaan Bukan Segalanya 19: Mendapat Warisan dengan Tidak Benar, Berujung pada Penyesalan
Wanita yang menyerang itu adalah Kuncup Melati yang marah karena berbulan-bulan tidak diberi tumbal bayi oleh Bondan Wicaksana.
Peristiwa itu merupakan pelajaran jangan minta kekayaan kepada setan karena akan menyengsarakan di dunia ini (tumbal) dan dialam baka nanti. Hanya kepada Allah SWT lah manusia kalau akan minta kekayaan. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *