Badan Sutini menggigil. Tanpa sungkan-sungkan mendekap erat-erat Kamidi. Erat banget. Yang didekap sebetulnya sedang ketakutan setengah hidup.
Bahkan celananya sudah basah karena terkencing-kencing. Tapi Kamidi bisa membalas pelukan Sutini lebih erat.
Sambil berdoa Kamidi lalu mengarahkan lampu senter ke arah penampakan itu. Makhluk itu kemudian membalik badan hilang menjadi asap.
Baca Juga: Kopi Lombok Enak dan tak Kalah dengan Kopi Daerah Lain, Kata Emak-emak Pecinta Gowes
Sutini dan Kamidi lalu cepat-cepat melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Begitu sampai di rumah Sutini, Kamidi segera berpamitan.
“Kamu tidak takut pulang sendiri to, Kam?”
“Tidak. Saya akan melalui jalan besar saja. (Seperti dikisahkan Hanny S di Koran Merapi) *