KELOMPOK pasukan Mataram akhirnya membalas dendam. Mereka mulai bergerak pada tahun 1627. Dengan mengerahkan orang-orang Tumenggung Kertiwongso dari Tegal, komandan kelompok intel Mataram Raden Bagus Wonoboyo. Mereka membangun basis di wilayah bantaran Kali Sunter di daerah di wilayah Pakuan.
Tempat tersebut merupakan sebuah wilayah bekas pusat kerajaan tua Pajajaran. Dari sana, perjalanan ke Batavia bisa ditempuh dengan tiga perempat hari berkuda. Meskipun tidak terlalu dekat dari Batavia namun pergerakan VOC masih dapat diawasi.
“Aku perintahkan Kau untuk bergabung dengan telik sandi asal Samudera Pasai.”
“Baik ayah, hamba akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya walau harus mempertaruhkan nyawa.”
Baca Juga: Nikmatnya Kuliner Andrawina Barbekyu di Tengah Suasana Indahnya Sunset di Candi Ratu Boko
“Kau bisa bekerjasama dengan Mahmudin untuk melancarkan misi kita.”
Untuk memperjuangkan bangsa, Wonoboyo pun rela melepaskan putrinya ke medan perang. Ia percayakan sepenuhnya pada Nyimas Utari. Ia menyakini kecerdasan dan kekuatan yang dimilikinya menurun dari Roro Pembayun yang merupakan ibu dari Wonoboyo.
“Tuan, hamba di utus Raden Bagus Wonoboyo untuk bergabung dengan pasukan telik sandi Samudea Pasai.”
Baca Juga: Diganggu Hantu Usus 3: Pergi Sakit, Pulang Sudah Sehat Walafiat
“Segera akan kita susun rencana untuk melancarkan misi kita.”
Hari demi hari mereka lalui bersama, hingga timbullah benih-benih cinta diantara mereka. Tak heran ada cinta di antara mereka, witing trisno jalaran soko kulino. Raden Bagus Wonoboyo pun merestui hubungan mereka. Hal ini mengingat Mahmudin bukanlah orang sembarangan. Ia berharap Mahmudin dapat melindungi putrinya dari segala mara bahaya.
“Aku titipakan anakku padamu, jaga ia dengan baik karena ditanganyalah tersimpan harapan yang besar bagi Mataram.”
Baca Juga: Tak Pelu Memanaskan Mesin untuk Mobil Keluaran Terkini, Ini Alasannya
“Hamba akan menjaganya sepenuh hati.”
Jauh berbeda dengan pasangan pengantin pada umumnya Nyimas Utari dan Mahmudin mengaplikasikan cinta mereka berdua dengan mengabdikan diri untuk memperjuangkan bangsa. Meskipun begitu, tidak mengurangi kadar cinta mereka.
Nyimas Utari dan Mahmudin dikenal sebagai pasangan pendekar yang romantis.
