JP Coen beserta pasukannya menyerang Banda yang berada di Maluku tengah pada tanggal 11 Maret 1621. Dengan kekuatan pasukan yang dimilikinya hanya dalam waktu sehari semalam berhasil menguasai seluruh pulau Banda.
SEJAK saat itu Desa Salmon dijadikan markas besar mereka. Untuk kantor gubernur mereka menyita Balai Desa untuk ditempati Kapten Martin ‘t Sionck. Masjid di sebelah balai desa pun digunakan untuk penginapan pasukan.
Tak lama setelah mereka tinggal, tiba-tiba lampu gantung masjid jatuh menyebabkan kepanikan Sionck. Ia pun membangunkan perwira, pengawal dan para penjaga untuk mencari penyebab jatuhnya lampu. Belanda mencurigai akan adanya penyerangan dan menuduh ulah penduduk Lontor.
Baca Juga: Sumur Tua Mau Dibinasakan karena Ada Penunggu Wanita Cantik
Sionck mengerahkan seluruh pasukan untuk menangkap penduduk. Mereka pun mengejar penduduk yang melarikan diri ke hutan dan puncak gunung. Penduduk yang ditemukan dibunuh rumah dan perahu mereka dibakar.
Belum puas dengan semua itu JP Coen juga menangkap 44 Orang Banda yang dikenal kaya dan memiliki kekuasaan. Mereka dipaksa mengaku sebagai pemicu kerusuhan, namun tak ada yang mengaku.
Setelah diselidiki mereka memunculkan kecurigaan terhadap delapan orang yang paling berpengaruh di Banda. Delapan orang tersebut dituduh bersekongkol untuk membunuh Gubernur Jenderal JP Coen. Lagi-lagi tak ada seorang pun yang mengaku. JP Coen pun murka dan tak seorang pun yang dibiarkan hidup.
Baca Juga: Ayam Jago Kesayangan Gentayangan di Lokasi Tertabrak Sedan
“Penggal kepala mereka.”
“Baik Tuan, akan kami laksanakan.”
JP Coen memerintahkan algojo untuk membantai mereka dengan sadis. Pembantaian 44 Orang Kaya di Banda ini terjadi pada tanggal 8 Mei 1621. Peristiwa tersebut sangatlah mengerikan.
Seketika Banda berubah menjadi mencekam. Tak ada lagi kehidupan di sana bagi pribumi. Orang-orang pribumi lambat laun dimusnahkan oleh VOC. Untuk mengenang peristiwa tersebut di tempat bekas pembantaian kini berdiri Monumen Parigi Rante. Pada monumen tersebut tertulislah nama-nama korban pembantaian.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 1: Rumah Tangga Baru yang Sepi
Nama-nama penduduk yang dibantai pun atas perintah JP Coen ditulis dalam dokumen sejarah atas laporan JP Coen dalam buku ‘Coen Op Banda’ (Coen di Banda). Pada buku tersebut tercatat kurang lebih 6.000 orang Banda yang dibunuh. Beberapa diasingkan ke Batavia secara paksa. Selain itu ada juga yang melarikan diri ke Banda Eli, Banda Elat Kepulauan Kei, Seram dan tempat-tempat lain.
Konon pemusnahan rakyat Banda ini atas keinginan Heeren XVII pada tahun 1615. Ia pernah mengatakan bahwa Kepulauan Banda dapat dikuasai dengan menghabisi pemimpin rakyat (orang yang dituakan). Dengan begitu rakyat tidak akan berani melakukan perlawanan. (Ditulis: Iis Suwartini UAD)