Danang Sutawijaya minta izin pada Sultan Hadiwijaya untuk serta dalam sayembara membunuh Arya Penangsang. ”Jika tekadmu sudah bulat, doaku menyertai setiap langkah kakimu,” kata Sultan Hadiwijaya, yang dijawab Danang Sutawijaya yang siap kembali dengan membawa kemenangan.
MENDENGAR putra angkatnya akan pergi berperang, Sultan Hadiwijaya khawatir terjadi sesuatu dengannya. Ia pun tak tinggal diam mengatur strategi untuk melindungi putra angkatnya. Danang Sutawijaya mendapat perlakuan khusus dari ayah angkatnya.
“Perintahkan pasukan untuk melakukan pengawalan terhadap putraku.”
“Baik, akan hamba utus pasukan untuk mengawal.”
“Jaga dia dengan baik seperti aku menjaganya.”
“Kami akan menjaganya sekuat tenaga.”
Baca Juga: Geger Elsa Akui Membunh Roy, Nino Siap Bercerai
Sebelum melakukan penyerangan Ki Juru Martani pun menjalankan siasatnya. Para pasukan gabungan orang Pajang dan Sela berangkat terlebih dahulu, mereka menunggu di sebelah barat Sungai Bengawan Sore yang kini dikenal Sungai Bengawan Solo.
Ki Juru Martani pun mulai memainkan strateginya. Ia menangkap tukang kuda (pekatik) yang sedang mencari rumput. Telinga orang itu dipotong dan ditempeli surat tantangan atas nama Hadiwijaya.
Arya Penangsang pun murka tak terima perlakuan yang dialami oleh anak buahnya. Arya Mataram mencoba menenangkan kakaknya.
Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan 4 Kali Awan Panas dalam 1,5 Jam, Ini Penampakannya
“Kakanda sebaiknya kita pikirkan dengan kepala dingin.”
“Ini semua merupakan penghinaan, tidak bisa dibiarkan begitu saja.”
Karena emosi yang memuncak Arya Mataram pun tak mampu meredamnya. Arya Penangsang menerima tantangan untuk bertarung melawan Hadiwijaya di tepi Sungai Bengawan Solo.
Siasat Ki Juru Martani berhasil mengecoh Arya Panangsang dengan menggunakan nama Hadiwijaya. Sudah pasti jika menggunakan nama Ki Ageng Pamanahan tentu ia enggan bertarung karena bukan musuh sebanding dengannya.
Setibanya ditepi timur Bengawan Sore Arya Penangsang berteriak-teriak menantang Hadiwijaya. Namun sangat disayangkan justru Danang Sutawijaya yang nampak disebrang sungai. Tiba-tiba ia teringat pesan Sunan Kudus untuk tidak menyebrangi Sungai Bengawan Sore.
Baca Juga: Pemain PSIM Diprediksi Dalam Kondisi Puncak Bulan Depan
“Barangsiapa menyebrangi Sungai Bengawan Sore untuk menyerang niscaya ia akan kalah dalam peperangan.”
Arya Penangsang pun kembali berteriak memanggil Hadiwijaya. Malang tak dapat di elak kuda Arya Penangsang Si Garak Rimang tiba-tiba berlari kencang menyebrangi Sungai Bengawan Sore.