HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman misteri Kardi saat menunggu warung sederhana di senja hari
Ia melihat pria dengan pakaian berlumuran darah.
Senja baru saja merapat ketika Kardi diminta Mak Ijah menggantikan dirinya untuk menjaga warung sederhana mereka.
Baca Juga: Misteri kucing Candramawa milik kakek buyut di Kulonprogo 1: Bermula saat menebang kayu di depan gua
Kardi yang saat itu baru saja pulang dari langgar, langsung melaksanakan titah Mak-nya.
“Setelah lepas Maghrib baru kamu bersih-bersih dagangan yang di luar, ya, Di,” nasihat Mak Ijah.
Beberapa dagangan mereka seperti minuman dan makanan ringan dipajang di luar warung.
Oleh karena rentan debu, maka dagangan tersebut harus lebih sering dibersihkan.
Kardi mengangguk. Ia mengambil bangku lalu duduk menghadap seberang jalan yang lengang.
Pikirannya menerawang. Andai Bapak masih ada mungkin saat ini dia sudah duduk di bangku kuliah.
Bukan hanya bangku kayu warung sederhana ini.
Entah karena terlalu larut dalam lamunannya, Kardi jadi agak mengantuk.
Berkali-kali tubuhnya seperti digoyang angin. Miring ke kiri dan ke kanan mirip nyiur melambai di tepi pantai.
Mak Ijah yang saat itu sudah selesai melaksanan ibadah salat Maghrib langsung saja menyuruh Kardi masuk ke dalam dan rebahan.