ROH merupakan misteri. Jika sudah meninggalkan raga, tak ada yang tahu kemana roh akan pergi. Tapi kadang orang masih bisa merasakan kehadiran roh itu, terutama yang pernah memiliki kedekatan. Bisa jadi itu tandia ia berpamitan.
sejak sore gerimis turun dan udara agak dingin. Saya memutuskan tidur lebih awal. Setelah memastikan jendela dan pintu kamar terkunci, saya segera tidur, segera lelap juga. Sebetulnya bukan karena cuaca yang dingin yang membuat saya segera lelap, tapi memang karena saya orang yang mudah tidur dan mudah juga terbangun kalua ada suara berisik.
Menjelang tengah malam saya terbangun. Jam dinding di kamar menunjukkan kurang beberapa menit di jam 00. Biasanya kalau terbagun tengah malam, saya memilih berdoa atau membaca apa saja. Namun, tidak untuk kali ini, saya memilih membiarkan pikiran saya menerawang liar.
Tiba tiba ‘kerrriyeeet’ saya mendengar pintu kamar terbuka. Sesosok perempuan berpakaian putih agak kebiruan berdiri di dekat daun pintu, tersenyum sebentar dan menghilang. Tentu saja saya kaget, lalu melompat turun dari tempat tidur dan mendapati pintu kamar masih terkunci. Antara bingung dan takut, saya segera keluar, mengetuk pintu kamar orang tua, kebetulan waktu itu bapak sedang tidak di rumah, sedang tugas di luar kota.
Baca Juga: Dikuasai Sifat Ananiyah, Tobat Baru Hadir Setelah Badan Tak Berdaya
Saya masih ketakutan menceritakan peristiwa itu ke ibu.
“Ah, paling karena kamu tidur terlalu sore,” kata ibu sambil menyodorkan segelas air putih.
Saya menerima, meneguk sedikit, tapi kemudian tersedak, seketika saya ingat sosok yang tadi saya lihat dan menghilang.
“Bu, itu tadi seperti Bu Indra,” kataku, aku ingat persis.
Aku tak mengenal baik Bu Indra, hanya sering bertemu dengannya, saat dia berada di teras rumahnya atau di halaman, sambil melihat pembantunya membersihkan halaman di sore hari. Kebetulan saya memberi les, salah satu anak tetangga Bu Indra.
“Mbak,” begitu dia menyapaku, dan hampir selalu dia yang mendahului menyapa. Aku sesekali dihentikan, diajak ngobrol.
“Mbak, ini sedikit jambu,” begitu katanya suatu waktu saat pohon jambunya berbuah lebat. “Ini oleh-oleh dari anak sulung.”
Baca Juga: Dibutuhkan Mentalitas Berkelimpahan untuk Keluar dari Masa-masa Sulit Menghadapi Corona
“Ini aku bawa oleh-oleh dari piknik kemarin,” dan masih banyak lagi.
“Sudah. Lanjut tidur,” perintah ibu membuyarkan lamunanku. Aku mencoba terpejam dan tak bisa lagi tidur nyenyak. Pagi harinya aku ingat, mau ke murid les tetangga Bu Indra. Kebetulan sudah sekitar dua minggu tidak les karna libur akhir semester. Di ujung gang masuk kulihat bendera warna putih, tanda ada warga yang meninggal dunia, dan dua orang hansip berjaga di ujung gang.