Hari pernikahannya juga sudah ia jatuhkan pada hari Jumat Legi.
Pada waktu akan nikah ia juga minta izin kepada calon mertuanya meskipun dengan rasa berat calon mertuanya juga mengizinkan.
Memang permohonan Jumilah terkabul ia memohon kepada si Pemberi hidup entah dalam wujud apapun Jumilah yakin bahwa yang mengabulkan itu adalah Si Pemberi hidup.
Hal itu merupakan pelajaran bagi manusia meskipun didera penderitaan namun kalau doanya kuat dan ibadah serta perbuatannya baik insya Allah akan terkabulkan.
Ingat bagi kita yang menderita 'Berakit rakit kehulu berenang renang ketepian bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian'. (Seperti dikisahkkan Drs. Subagya di Koran Merap Merapi) *