Sedang Janet yang tak juga membaik suatu hari tiba-tiba pingsan tak sadarkan bahkan ketika dokter didatangkan untuk memeriksanya seperti tak denyut kehidupan pada tubuhnya dokterpun memvonis kalau Janet telah mati.
Duka mendalam dirasakan tuan Jansen putri kesayangan satu-satunya pergi untuk selamamya, padahal ia sudah membelikan lagi perhiasan terindah dan termahal untuk putrinya.
"Semua ini gara-gara si Sarmin," tuan Jansen menggeram kesal sepertinya menganggap kematian Janet karna ulah sikusir kereta itu mencuri perhiasan kesayangannya Janet jatuh sakit lalu meninggal.
Sebelum disemayamkan jasad Janet didandani dengan gaun pesta serta perhiasan yang baru lionti bertatakan intan berlian kemudian dimasukkan peti mati.
Tuan Jansen tak ingin terus berlarut dalam kesedihan ia mengantarkan putrinya ke peristirahatan yang terakhir. (Seperti dikisahkan Siswanto Pakujati di Koran Merapi)*