Beberapa pemilik warung yang didatangi menjawab sama: "Gas habis. Pasokan belum datang."
Baca Juga: Pengalaman misteri melihat tiga jin muslim habis shalat jamaah di Masjid masuk ke rumah kakak ipar
Akhirnya Mbah Prono putri pergi ke pasar dekat rumahnya, membeli tungku terbuat dari tanah.
Diputuskan, akan masak- memasak dengan cara lama, menggunakan kayu bakar.
"Toh di kebun belakang rumah banyak dahan dan ranting kering," begitu pikirnya.
Sore itu Mbah Prono putri akan menjerang air dan memasak sayur untuk makan malam.
Dia lupa jika persediaan kayu bakar hampir habis. Tinggal beberapa potong kayu dan ranting kering.
Perempuan sepuh itu masuk ke kamar Mbah Prono kakung, akan mengambil korek api.
Celingak-celinguk ke seantero kamar, mata sepuhnya menatap sepotong kayu tersandar di pojok kamar.
Tanpa berpikir panjang, kayu berwujud tongkat berwarna coklat tua kehitaman, yang tidak lain dan tidak bukan adalah tongkat kayu galih asem, dipungutnya.
Dibawa ke dapur dan bersama dengan kayu dan ranting kering lainnya, dimasukkan ke mulut tungku. Lalu dibakar dan buuul...dijilat api.
Pulang dari kebun Mbah Prono kakung kelimpungan mencari tongkat kayu galih asem miliknya.
Dilihatnya sudah berada di mulut tungku. Itu pun hanya tersisa sepuluh sentimeter.
Mendapati hal itu Mbah Prono kakung menangis layaknya anak kecil kehilangan mainan kesayangannya.