Di bawah terangnya sinar bulan purnama, Redi tidak melihat ada seorang pun berada di pohon kelengkeng.
Tak urung dia pun lari tunggang langgang meninggalkan pohon kelengkeng tua itu.
Menol dan Anto yang tidak tahu duduk persoalannya ikut berlari di belakangnya. (Seperti dikisahkan Andreas Seta RD di Koran Merapi) *