harianmerapi.com - Kisah perang Makassar lawan VOC. Setelah perjanjian ditandatangani, Speelman meninggalkan Buton bersama pasukannya.
Sementara pasukan Belanda yang lain tetap di pulau Buton menjaga para tawanan perang.
Speelman melanjutkan perjalanan ke Maluku menaklukkan Sultan Ternate, Tidore, Bacan, Banda dan terus ke Ambon.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 1: Meriam dan Peralatan Perang Belanda Dirampas Daeng Popo
Daerah-daerah tersebut dipaksa untuk bergabung dengan Kompeni Belanda berperang melawan Makassar.
Malam harinya ketika suasana nampak sepi dengan angin laut yang lembut membelai menjadikan tentara Belanda yang menjaga rumah tahanan itu terkantuk-kantuk.
Karaeng Bontamaranu dan semua anak buahnya bergerak mengendap-endap lalu menjebol pintu penjara.
Ketika mereka keluar dari penjara maka setiap menjumpai Belanda dengan gerakan yang lincah dan cepat segera Belanda tersebut ditikamnya dari belakang dan mayatnya diseret dimasukkan ke dalam tahanan.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 2: Arupalaka Jengkel karena Pihak Belanda Ingkar Janji
Tidak cuma itu, Karaeng Bontamaranu, Daeng Winggeni, Panji Karonuban berikut para prajurit pengikutnya mendatangi kapal-kapala Belanda yang berada di pelabuhan.
Diam-diam mereka mencari opsir-opsir Belanda yang menjaga kapal itu dan dengan keberanian yang luar biasa mereka menghabisi musuh dengan senjata tradisional mereka.
Banyak opsir Belanda yang jatuh menjadi korban dengan luka-luka ditubuhnya ada yang dadanya ditusuk cundrik, ada yang kepalanya pecah dipukul gembel,
dan ada pula yang kepalanya hampir terpisah dari tubuhnya karena lehernya ditebas pedang.
Baca Juga: Kisah Perang Makassar Melawan VOC 3: Belanda Sulit Menggempur Kapal-kapal Kecil yang Selalu Bergerak
“Karaeng Bontamaranu, lain waktu Belanda bisa membalas membantai kita?” kata Daeng Winggeni cemas.