kearifan

Kesultanan Banten 6: Sultan Ageng Tirtayasa Kecewa pada Sultan Haji yang Dekat dengan Belanda

Selasa, 10 Mei 2022 | 09:10 WIB
Sultan Haji minta bantuan VOC dan Inggris untuk menghadapi ayahnya Sultan Ageng Tirtayasa (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya untuk dijadikan raja pembantu, dengan gelar Sultan Abdul Kahar atau Sultan Haji pada tahun 1671 M.

Tapi ternyata Sultan Ageng Tirtayasa malah dibuat kecewa. Sultan Haji rupanya memiliki jalinan baik dengan Belanda, yang di mata Sultan Ageng Tirtayasa adalah musuh bagi Banten.

Sebagai bentuk rasa kecewanya, Sultan Ageng pun menarik kembali jabatan raja pembantu Sultan Haji. Namun rupanya hal ini menimbulkan benih terjadinya perpecahan di Banten.

Baca Juga: Kesultanan Banten 1: Sunan Gunung Jati Menyebut Jihad Selain Melawan Musuh Juga Perang Melawan Hawa Nafsu

Hal itu terjadi sekitar tahun 1680. Perselisihan di Kesultanan Banten, dimanfaatkan dengan baik oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Sultan Haji yang tak senang jabatan dicopot sanga ayahanda tidak lantas diam. Ia meminta bantuan pada VOC, sehingga akhirnya pecah perang saudara.

Selain itu, Sultan Haji juga mengirim 2 orang utusannya untuk menemui Raja Inggris di London tahun 1682. Hal itu dilakukan untuk mendapat dukungan serta bantuan persenjataan.

Bantuan asing membuat Sultan Haji dalam posisi lebih kuat. Sementara Sultan Ageng pun terpaksa mundur dari istana dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa.

Hal ini tak membuat Sultan Haji berhenti. Pada tanggal 28 Desember 1682, kawasan Tirtayasa berhasil dikuasai berkat bantuan VOC.

 Baca Juga: Kesultanan Banten 2: Takut Penyebaran Islam Sunan Gunung Jati, Jaya Dewata Jalin Kerjasama dengan Portugis

Sultan Ageng Tirtayasa bersama putranya yang lain, Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar, terpaksa mundur ke arah selatan di pedalaman Sunda.

Namun perlawanan itu terhenti ketika pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng ditangkap dan ditahan di Batavia.

Agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari, VOC terus melakukan pengejaran dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang kala itu dipimpin Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf.

Tanggal 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan dengan pasukan dari Bali, untuk bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel.

Mereka menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, sampai akhirnya pada 14 Desember 1683 berhasil menawan Syekh Yusuf.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB