harianmerapi.com - Sebelum datangnya agama Islam ke Indonesia, masyarakat banyak yang menganut ajaran Hindu dan Budha.
Dalam menjalankan dakwahnya agar bisa diterima masyarakat, maka para wali termasuk Sunan Bonang lebih dengan cara akulturasi budaya.
Penanaman unsur-unsur Islami namun tak mengubah budaya atau kebiasaan masyarakat sebelumnya.
Baca Juga: Sunan Bonang 1: Suka Menuntut Ilmu, Mendirikan Pesantren untuk Dakwah Islam Menyesuaikan Adat Jawa
Begitu pula yang dilakukan Sunan Bonang, yang menyiarkan Islam melalui kebudayaan Jawa.
Kesenian rakyat seperti pertunjukan wayang dan permainan gamelan atau bonang, digunakan untuk menarik simpati masyarakat luas.
Sunan Bonang menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru.
Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang.
Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang Tombo Ati adalah salah satu karya Sunan Bonang.
Gamelan bonang sendiri termasuk jenis alat kesenian daerah yang terbuat dari kuningan dan berbentuk bulat dengan benjolan di tengah.
Jika dipukul dengan kayu lunak, akan timbul suara merdu. Sunan Bonang sangat ahli memainkan alat ini.
Jika beliau memainkannya, maka rakyat akan berdatangan untuk mendengarkan. Lama kelamaan, banyak pula warga yang tertarik ingin mencoba serta menembangkan lagu yang mengiringinya.
Keahlian di bidang seni inilah yang benar-benar dimanfaatkan Sunan Bonang dalam menyebarkan agama Islam.
Beliau memang dikenal memiliki cipta rasa seni tinggi. Banyak lagu ciptaaannya untuk mengiringi pertunjukan wayang.