kearifan

Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 5: Kiai Ageng Henis Mengubah Pura Menjadi Masjid Laweyan di Surkart

Rabu, 13 April 2022 | 20:05 WIB
Masjid Laweyan yang semula pura Hindu. (Kemdikbud.go.id)

harianmerapi.com - Nyai Ageng Ngerang memiliki cucu dari anaknya Roro Kinasih dengan Kiai Ageng Selo, yaitu Kiai Ageng Henis.

Perkembangan Islam di Surakarta tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Kiai Ageng Henis, sosok yangberpengaruh dan disegani oleh para rekannya.

Aliksah, Laweyan adalah perkampungan di Surakarta yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu Jawa. Kiai Ageng Beluk bersahabat baik dengan Kiai Ageng Henis, seorang tokoh masyarakat Laweyan dan sangat berpengaruh pada masa itu.

Baca Juga: Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 1: Memiliki Nasab dengan Nabi Muhammad SAW Generasi ke-25

Kiai Ageng Beluk dahulunya menganut agama Hindu. Setelah berteman lama dengan Kiai Ageng Henis dan dakwah yang dilakukan Kiai Ageng Henis, Kiai Ageng Beluk pun memeluk agama Islam.

Sejak menganut agama Islam, Kiai Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Kiai Ageng Henis dan diubah bangunannya menjadi Masjid Laweyan.

Kebesaran Nyai Ageng Ngerang dan Kiai Ageng Ngerang adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kejayaan Kesultanan Mataram.

Kesultanan Mataram dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan Raden Bondan Kejawan Putra Bhre Kertabumi. Tiga tokoh perintis kesultanan Mataram ini adalah Kiai Ageng Pemanahan, Kiai Juru Martani, dan Kiai Panjawi.

Baca Juga: Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 2: Dikagumi Sunan Kalijaga, Sejak Kecil Tekun Belajar Soal Agama

Ketiga tokohnya adalah “Tiga Serangkai Mataram” yang diantara mereka adalah bagian dari keturunan Kiai Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang.

Perintis lain yang dianggap berjasa atas terbentuknya kesultanan Mataram adalah Bondan Kejawan, Kiai Ageng Wonosobo, Kiai Ageng Getas Pandawa, Nyai Ageng Ngerang dan Kiai Ageng Ngerang, Kiai Ageng Made Pandan, Kiai Ageng Saba, Ki Ageng Pakringan, Ki Ageng Sela, Kiai Ageng Enis dan tokoh lainnya dari keturunan para tokoh.

Para tokoh tersebut memiliki peran sebagai leluhur raja-raja Mataram yang mewarisi nama besar keturunan Brawijaya Majapahit dan keturunannya menduduki tempat terhormat di masyarakat dengan nama Kiai,

Kiai Gede, Kiai Ageng, Nyai Gede, Nyai Ageng, yang semuanya memiliki arti tokoh besar keagamaan dan pemerintahan yang dihormati dan memiliki kelebihan, kemampuan, dan sifat-sifat kepemimpinan masyarakat.

Baca Juga: Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram 3: Setelah Menikah Mendirikan Pesantren di Ngerang Juwana

***

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB