Tiap Sabtu sore karyawannya yang menjajakan pakaian ke desa desa berkumpul untuk melaporkan jumlah pakaiannya yang sudah laku terjual.
Di samping itu juga menyerahkan uang hasil penjualan pakaian. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian upah (gaji) dalam satu minggu. Hari Minggu libur demikian juga tokonya.
Lasa merasa bahwa larisnya dagangan antara lain dari selendang sutera pemberian Wewe Gombel maka ia akan mendatangi tempat diperolehnya selendang sutera yaitu dekat jembatan Kali Winanga.
Ia kemudian mendatangi rumah Pak Ceko memberi tahu bahwa selendang sutera pemberian Wewe Gombel bermanfaat sebagai pelarisan. (Seperti dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *