Tepat tengah malam Lastri tiba-tiba terbangun, seoalah ada yang menyentuh kakinya. Tiba-tiba saja buluk kuduk bergidik.
Terdengar langkah kaki di depan pintu kamarnya. Sudah dapat dipastikan bukanlah Nur, mana mungkin ia berani keluar kamar.
Semerbak aroma bunga melati mulai tercium dari dalam kamarnya. Suara kegaduhan pun terdengar dari lantai dua.
Baca Juga: Ada Dua Alasan Mengapa Manusia Membutuhkan Agama
Suara bola basket di benturkan ke dinding terdengar berulang-ulang. Lastri mencoba memejamkan mata namun ketakutannya justru membuatnya tidak bisa tidur.
Baru saja Lastri berani membuka mata tak disangka penampakan perempuan berbaju putih dengan rambut yang terurai nampak begitu jelas di matanya.
Lastri pun tak dapat berbuat apa-apa sekujur tubuhnya terasa kaku. Perempuan itu menembus pintu kamar, beruntung Lastri tak melihat bentuk wajahnya. Namun seiring kepergiannya suara keributan kembali terdengar.
Sungguh tak disangka terdengar suara alat musik yang begitu keras. Entah bunyi alat musik apa yang jelas Lastri baru pertama kali mendengarnya.
Baca Juga: Mau Foto Copy Kok Masuk Kantor Notaris dan Kesal Tetangga Suka Gosip Kok Ikutan Gosip
Lastri pun bangkit dari tidurnya dan mengamati keadaan sekitar. Semakin lama suara musik itu semakin keras.
Malam pun semakin mencekam lampu asrama tiba-tiba padam. Jantungnya pun semakin berdegub kencang. Menghitung setiap detak jarum jam berharap azan subuh berkumandang. (Seperti dikisahkan Iis Suwartini UAD di Koran Merapi) *