harianmerapi.com - Beruntung Mbak Min dikaruniai kemampuan bisa berbicara dengan ular, khususnya ular sanca. Dalam keseharian dia amat bahagia dan enjoi hidup bersama dengan Gandos, suaminya.
Dia cuek bebek dengan celotehan warga sekitar yang sering membicarakan dirinya. “Biarin. Lama- lama juga diam dengan sendirinya”, begitu ujarnya.
Tidak ubahnya dengan pasangan suami- istri pada umumnya, pada saat- saat tertentu antara Mbak Min dengan Gandos terjadi beda pendapat.
Baca Juga: Perempuan Bersuami Ular Sanca 1: Marah Setiap Ada Pria Mendekati atau Ingin Mempersunting
Merasa bosan di rumah, sekali-sekali Gandos ingin mencari angin, jalan- jalan keluar rumah. Namun hal itu tidak diizinkan oleh Mbak Min.
“Jangan ah, Kang. Kalau sampai terjadi apa- apa atas sampeyan, kan aku yang repot”, ucap Mbak Min.
Keinginan Gandos akan menghirup udara segar di luar rumah sepertinya tidak bisa ditahan. Suatu malam saat Mbak Min tertidur pulas, Gandos tleser- tleser keluar rumah lewat pintu dapur yang bolong bagian bawahnya.
Lewat sebuah kandang ayam, Gandos melihat ada beberapa ekor ayam di dalamnya. Hatinya tergoda untuk memangsa ayam itu barang seekor. Kebetulan sudah tiga hari perutnya kosong, belum terisi apa- apa.
Rupanya malam itu adalah malam naas bagi Gandos. Seekor ayam jantan besar yang berhasil dia tangkap, lepas dari mulutnya. Ayam jago tersebut nglubuk. Terjadi gaduh di dalam kandang.
Pak Sumtani pemilik ayam terbangun. Mendapati ayam- ayam piaraannya gaduh, dan melihat ada seekor ular sanca di dalamnya, spontan pemilik ayam tersebut memukul kentongan keras- keras.
Dalam waktu singkat tetangga- tetangga Pak Sumtani berdatangan. Tak urung Gandos ditangkap warga beramai- ramai.
Dibawa ke rumah Boneng, seorang pencari ular. Untuk sementara Gandos dikerangkeng, dimasukkan ke dalam bekas bak mandi.
Terjadi tarik ulur ketika Mbak Min akan meminta ular Sanca tersebut dari tangan Boneng.
“Jika tidak ada uang tebusan, tidak akan aku berikan”, ujar Boneng kekeh.