hariamerapi.com - Orang menyebut hewan ‘abur-aburan’ ini, capung. Sedang orang Jawa menyebutnya, semprang. Warna tubuhnya kuning. Ada juga yang berwarna merah atau jingga.
Anak-anak tempo dulu senang bermain dengan semprang. Semprang ditangkap lalu pada pangkal sayapnya diberi ‘pakaian’ dari secuil kertas. Karena terbebani ‘pakaian’ kertas, capung tidak leluasa lagi terbang. Sebentar- sebentar hinggap. Dan mudah ditangkap.
Sebetulnya hal tersebut bukan permainan. Lebih tepatnya penyiksaan bagi semprang. Hingga suatu ketika ada yang mimpi misteri tentang capung.
Baca Juga: Cerita Misteri Penampakan Perempuan Berbaju Putih di Atas Vespa Kuno di Gudang Rumah Kontrakan
Sebelum ‘pakaian’ kertas itu hancur atau dilepas oleh manusia, selamanya capung akan tersiksa. Dia tidak akan mampu melepas sendiri ‘pakaian’ tersebut.
Siang itu Barji asyik sekali bermain dengan capung yang telah dikenakan ‘pakaian’ kertas pada pangkal sayapnya. Dia tidak merasa jika hal itu adalah sebuah siksaan bagi semprang.
Malam harinya baru jam delapan Barji masuk kamar, akan tidur. Tiba- tiba ada seekor capung masuk ke kamarnya.
“Ya ampun...ini capung yang tadi siang aku buat mainan. Masih mengenakan ‘pakaian’ kertasnya”, ujar Barji keheranan.
Baca Juga: Beramal pada Orang Kaya dan Cicak Hafal pada Anak Kecil yang Suka Mengusirnya
“Kamu kepengin terbang kan? Yuk ikut aku. Peganglah pangkal sayapku kuat- kuat”. Tiba- tiba terdengar suara dari capung warna merah tersebut.
Tanpa berfikir panjang, Barji yang bercita- cita ingin jadi pilot itu setuju dengan ajakan tersebut.
Weeerrr...! Dalam hitungan detik Barji merasa tubuhnya sudah melayang- layang di atas tanah persawahan di sebelah utara rumahnya.
Tanpa dia duga tiba- tiba capung tersebut sepertinya sengaja mengepak- ngepakkan kedua sayapnya naik turun. Keruan saja pegangan tangan Barji terlepas. Dan...byuuur! Barji jatuh ke bawah.
Baca Juga: Video Viral Mobil Mewah Dirusak Massa Di Kasihan Bantul, Sempat Terlibat Kejar-kejaran
Lahan persawahan yang baru saja selesai dibajak, berupa lumpur empuk, menerima tubuh Barji yang jatuh ke bawah.
Tak urung seluruh tubuh Barji berlabur lumpur. Untung jatuhnya tidak menimbulkan cedera. Karena semprang terbangnya juga tidak terlalu tinggi.