Bu Baroto merasa selama ini pasti akan selalu kalah jika berdebat dengan Marni. Pandangannya memang sangat berbeda dengan orang tua dan cenderung apa yang ia inginkan harus bisa terlaksana.
Sejauh ini memang hal-hal yang dipikirkan Marni masih termasuk posirif. Namun Bu Baroto pun hanya bisa bertanya-tanya dalam hatinya,
"Lantas apa gunanya sekolah tinggi-tinggi jadi sarjana, kalau akhirnya menolak tawaran pekerjaan yang bagus?" (Bersambung) *