harianmerapi.com - Ketika masih kecil aku ikut kakek neneku di desa perbatasan Sleman dan Klaten, karena Bapak tugas di luar Jawa dan Ibu ikut.
Kala itu belum banyak hiburan, televisi hanya TVRI dan hitam putih. Namun setiap malam Minggu, kami bersama teman-teman main petak umpet di pelataran rumah kakek.
Kebetulam malam itu malam liburan pas Kamis menjelang malam Jumat Kliwon, dari sore ada 10 anak sudah pada kumpul, dan mereka bersepakat bermain petak umpet. Tak tah jika akan ada peristiwa misteri.
Baca Juga: Tiga Penyebab Frustrasi dan Berbagai Solusi Penyelesaiannya, Salah Satunya Berbicara pada Orang Lain
Setelah semua kumpul dan berhompimpah untuk menentukan siapa yang 'jadi' yang berkuwajiban menungu tiang bambu agar tidak terpegang.
Aku kebetulan kejatuhan yang “jadi”, setelah menutup mata di tiang jaga sambil berhitung sampai sepuluh, teman-teman menyebar bersembunyi.
Aku mulai mencari satu persatu, hingga lebih satu jam tinggal satu anak yang belum kutemukan, yang Sembilan sudah duduk-duduk di lingkaran.
Lama kami mencari Sugi, tak diketemukan juga, dan menjadikan kami resah, apalagi ketika ternyata di rumahnya juga tidak ada.
Baca Juga: Cerita Misteri Seorang Tukang Reparasi TV yang Memiliki Tangan Ajaib
Orang tuanya ikut mencari, dibantu beberapa warga, tapi tak berhasil. Kemudian Kakek ke rumah Mbah Hasim yang merupakan tokoh supranatural, diikuti orang tua Sugi dan beberapa warga.
Mbah Hasim segera melakukan ritual menurut keyakinannya, sambil membakar dupa, beberapa kali dengan kedua telapak tanganya mengambil asap dupa kemudian diusap-usapkan ke wajahnya.
Mbah Hasim terbahak, melihat ketawanya jelas bukan ketawa Mbah Hasim, "Anak itu, anak itu berani telah menginjak-injak pelataran rumahku tanpa sopan."
Yang berada disitu tak ada yang bergeming.
"Kenapa diam! Tolonglah anak itu berada di belik! Cepat! Anak itu kedinginan!" perintahnya.
Baca Juga: Suami Setia 14: Kehidupan Baru Bersama Dua Istri yang Rukun, Kehadiran Anak Melengkapi Kebahagiaan
Serta merta pada bergegas ke Belik, dan disana Sugi menggigil kedinginan di dalam kolam yang dalamnya hampir sedadanya.