harianmerapi.com -Alkisah saat Sultan Hadiwijaya tengah menjadi raja di Pajang, tersebutlah sebuah desa yang jauh dari keraton bernama desa Kuwung dengan tokoh sesepuh Ki Ageng Kuwung.
Konon Ki Ageng Kuwung merupakan sosok yang dicintai dan dihormati warga karena tindakannya yang 'berbudi bawa laksana' sehingga menjadi 'panutan' masyarakat.
Ki Ageng Kuwung mempunyai seorang puteri cantik nan rupawan, bernama Dewi Maya. Banyak pemuda desa atau dari luar yang kesengsem, gandrung-gandrung kapirangu kepada sang dewi, namun tidak ada yang digubrisnya.
Baca Juga: Cerita Misteri Memancing di Jembatan Barelang Ketemu Buaya Mata Satu Diingatkan untuk Pindah Lokasi
Anehnya, justru Sang Dewi Maya jatuh cinta dengan seorang penggembala kerbau padepokan yakni Jaka Sangsang. Apakah keinginan sang dewi terlaksana ?
Dalam babad Tanah Jawi dikisahkan, Ki Ageng Kuwu mempunyai pangon atau pembantu khusus penggembala kerbau, bernama Jaka Sangsang.
Anak muda ini berpenampilan sederhana, tidak sombong, mbangun miturut, juga sebagai santri anak asuh Ki Ageng Kuwu. Namun dalam keseharian, Jaka Sangsang tugasnya menggembala kerbau milik Ki Ageng Kuwu.
Suatu malam anggara kasihDewi Maya melihat ada cahaya gumebyar cumlorot jatuh ke atas genteng padepokan, sejak itulah timbul cahya rumasuk dalam diri Jaka Sangsang.
Baca Juga: Berbagai Pola Perilaku Agresif Remaja, Salah Satunya Agresi Fisik Bertujuan Merugikan Seseorang
Mulailah timbul rasa cinta sang dewi kepada Jaka Sangsang, meski hanya seorang penggembala sudah tidak bisa dibendung lagi.
Rasa cintanya diutarakan kepada ayahandanya, semula Ki Ageng Kuwung pun merasa keberatan dengan alasan tidak imbang antara Dewi Maya dengan Jaka Sangsang.
Ibarat membangun rumahtangga itu harus melihat, pangkat, drajat lan semat tidak cukup dengan cinta melulu.
Namun apa jawaban Dewi Maya sungguh mengagetkan, dirinya betul-betul telah jatuh cinta kepada Jaka Sangsang semenjak melihat cahya cumlorot dan masuk ke dalam badan sang jejaka.
Baca Juga: Cerita Hidayah Berkah Orang Pandai Mensyukuri Nikmat Akhirnya Mampu Melaksanakan Impiannya Naik Haji
Kalau ayahandanya tidak berkenan, lebih baik Dewi Maya bujuh diri dengan cundrik pusaka. Berkata demikian Dewi Maya sudah menghunus cundrik pusaka, yang konon adalah pusaka turun-temurun padepokan.