ADA rasa bangga terselip di lubuk hati Pak Sadiman (bukan nama sebenarnya) ketika dia terpilih sebagai Ketua RT di wilayah tempat tinggalnya.
Bagi Pak Sadiman yang Guru SD itu, bekerja sosial melayani orang lain adalah amanah dari almarhum orangtuanya.
“Oya, maturnuwun. Nanti malam saya akan silaturahmi ke sana,” ujar Pak Sadiman ketika ada warganya yang memberi informasi, jika rumah kuna kosong yang ada di pojok kampung itu kini sudah ada penghuni warga baru.
Baca Juga: Balada Tukang Sabung Ayam: Kesenangan yang Sudah Mendarahdaging
“Permisi, Pak. Saya Ketua RT disini, ingin ketemu Bapak,” ucap Pak Sadiman sopan ketika malam harinya dia mendatangi rumah kuna kosong yang kini telah berpenghuni.
Pak Sadiman diterima seorang lelaki paruh baya. Mereka lalu berbincang-bincang seperlunya. Pertemuan berjalan lancar dan diawali dengan omongan basa-basi.
“Bapak disini tinggal bersama Ibu?” tanya Pak Sadiman. Dijawab oleh tuan rumah, jika dia tidak punya istri.
Baca Juga: Raden Mas Sandeyo Kiai Mlangi 10: Mendirikan Pondok Pesantren untuk 'Mulangi' Agama
“Tapi anak saya buanyaaak sekali, Pak. Nanti kalau sudah pada pulang tak panggilnya ke sini,” jawab lelaki itu.
Lelaki berbaju koko dan bercelana komprang selutut itu melihat arloji di tembok. Tanpa ba- bi-bu mulutnya dimoncongkan dan suitan keras terdengar. Suiiiit...!
Pintu besar menuju ruang dalam menganga lebar. Bersamaan dengan itu... berpuluh sosok perempuan dan laki-laki dari yang anak kecil sampai yang dewasa bermunculan. Langsung mengerumuni Pak Sadiman.
Baca Juga: Gara-gara Bapak Suka Nonton Video Porno
Pak Sadiman kaget, namun masih bisa menguasai dirinya. Pikirannya menyimpulkan, ada yang tidak lazim di rumah kuna tersebut. Puluhan sosok yang mengelilinginya, semuanya tidak mengenakan baju, hanya bercawat.
Ada yang rambutnya gondrong sebokong, ada yang kulitnya mbengkerok. Ada juga yang tidak mempunyai hidung alias grumpung. Ada pula yang matanya hanya satu. Dan masih banyak lagi penampilan lainnya yang tidak lumrah.
“Sudah pirsa kan, Pak? Kalau begitu saya mohon Bapak segera kondur, meninggalkan rumah ini. Kami semua akan jalan-jalan, makan angin di luar sana”, ujar tuan rumah seperti mengusir Pak Sadiman. Ketua RT itu pun segera beranjak meninggalkan ruang tersebut.