HARIAN MERAPI - Kisah cerita misteri yang dialami Yu Tari ketika pulang dari rewang di malam hari.
Malam itu Yu Tari melewati sederetan pohon pisang dan tiba-tiba dihadang wanita berpakaian Jawa
Siapakah wanita berpakaian Jawa yang menghadang Yu Tari itu?
Baca Juga: Dukung Penghijauan, Polres Kulon Progo Salurkan 2.400 Bibit Pohon di Pule Payung
Dengan keahliannya sebagai tukang masak, Yu Tari (bukan nama sebenarnya) sering disambati tetangganya untuk rewang. Padahal tanpa diminta pun, Yu Tari so pasti datang membantu.
Hampir setiap jenis masakannya bercitarasa enak, sesuai dengan selera lidah Jawa dapat dibuatnya. Pada umumnya berasa manis, gurih dan asin. Dari sekian jenis masakan, Yu Tari paling lihai mengolah sambel goreng dan ingkung.
Tapi ayam bacemannya juga tak kalah lezat. Semur, sambal goreng krecek dan brongkosnya juga menggoyang lidah. Pada suatu hari Yu Tari diminta rewang oleh Pak Trimani (nama samaran) yang mukim di desa tetangga.
Pak Triman akan menggelar pesta perkawinan anaknya pada hari Minggu. Yu Tari sudah mulai memasak di rumah Pak Triman pada hari Jumat malam, sebab pada hari Sabtu banyak saudara Pak Triman dari luar kota sudah berdatangan.
Dengan sendirinya pada Sabtu siang harus sudah ada masakan yang dapat disantap. Pada Minggu malam, perhelatan akbar yang digelar Pak Triman selesai sudah. Dengan demikian tugas Yu Tari sudah rampung.
Baca Juga: Begini cara Kemenkominfo mendukung pemberantasan judi online bersama kepolisian.
Dia lalu diperbolehkan istirahat pukul sebelas malam. Karena hari sudah malam, Yu Tari sebenarnya disuruh menginap, tapi tawaran itu ditolak. Yu Tari pulang ke rumah sejauh satu kilometer dengan berjalan kaki.
Karena sudah terbiasa seperti itu, Yu Tari pulang dengan ringan hati. Salah satu teman setianya hanya sebuah senter atau sentolop.
Ketika sampai di segerombol rumpun pisang, Yu Tari melihat penampakan bergerak tak beraturan di sela-sela batang pisang. “Wadhuh apa kuwi?” desis Yu Tari. Senternya lalu diarahkan ke benda itu.
Gandrik! Tiba-tiba penampakan itu membesar. “Lho? Kok tambah melar?” Benda itu lalu berubah menjadi makhluk tinggi besar. Bentuknya seperti nenek dengan kain yang dikenakannya sedikit di bawah lutut.
Pakai kebaya berwarna hijau. Anehnya, wajahnya tidak menakutkan tetapi justru seperti wanita jawa kuno yang cantik. Yu Tari menjerit ketakutan.