HARIAN MERAPI - Terjadi kecelakaan maut yang menimpa bus kecil yang ditumpangi para siswa TK.
Setelah kecelakaan maut itu ternyata berbuntut panjang, karena masih ada cerita misteri bagi dialami bu guru TK Bu Tamia.
Cerita misteri seperti apa yang dialami Bu Tamia?
Bu Tamia (nama samaran) Guru TK itu sudah tidak muda lagi. Namun tubuhnya masih sehat dan energik.
Ia tinggal di sebuah rumah besar peninggalan almarhum suaminya, hanya berdua dengan Mbok Sinem (juga nama samaran), rewang setianya.
Sejak muda Ibu Guru TK tersebut dikenal sebagai sosok perempuan yang sangat dekat dengan anak kecil.
Suatu hari menjelang libur panjang, Bu Tamia bersama sobat-sobat kecilnya mengadakan rekreasi ke sebuah objek wisata, menyewa bus kecil.
Malang, dalam perjalanan pulang, bus yang mereka tumpangi mendapat musibah. Bertabrakan dengan truk pengangkut pasir. Korban berjatuhan. Enam orang anak murid Bu Tamia tidak dapat diselamatkan nyawanya.
Sejak peristiwa itu Bu Tamia yang sebelumnya merupakan sosok periang, berubah menjadi pemurung. Suka duduk menyendiri dan melamun.
Baca Juga: Meraih lima hidayah ilahi dengan usaha dan doa
Seminggu kemudian, suatu sore hari Kamis menjelang malam Jumat Kliwon, tiba-tiba saja ada enam anak usia TK berbaris memutar dengan riang, mengelilingi duduknya. Bu Tamia kaget, namun juga gembira.
Spontan dia bangkit dari kursi dan ikut berbaris di belakang anak-anak tersebut. Tidak lupa dengan bernyanyi dan bertepuk tangan.
"Naik-naik ke puncak gunung. Tinggi tinggi sekali...." Begitulah, rumah yang semula sepi, dan selalu lengang, berubah menjadi riuh penuh gelak tawa.
Tidak puas hanya bernyanyi-nyanyi, anak-anak kecil itu juga mengajak bermain petak umpet, bola bekel, sondah- mandah, dan lompat tali.