Baca Juga: Antisipasi Kemarau, Pemkab Kulon Progo Minta Masyarakat di Perbukitan Menoreh Hemat Air
Kembali Pak Sangaji melanjutkan perjalanan. Tapi kali ini ia merasakan ada bau kemenyan. Saat melirik melalui kaca spion, dilihatnya ada asap rokok yang mengepul.
Pak Sangaji pun mempercepat langkahnya, sekalipun sebenarnya terasa sangat berat.
Sampai di makam berikutnya, Pak Sangaji menghentikan langkahnya karena kelelahan. Tiba-tiba ia mendengar ada suara orang bicara. "Hi hi hi, saya hanya nunut mbonceng sampai di rumahku sini saja. Matur nuwun."
Suara itu membuat tubuh Pak Sangaji menggigil dan segera mendorong motornya. Aneh, kali ini motornya terasa ringan.
Setelah berjalan setengah berlari agak jauh dari kuburan, Pak Sangaji berhenti dan iseng-iseng mencoba mengengkol stater. Eee...ternyata langsung menyala.
Baca Juga: Merapi kembali luncurkan guguran lava pijar, ini catatan BPPTKG Jogja
Pak Sangaji pun tancap gas buru-buru ingin segera sampai di rumah. "Slamet...slamet," kata Pak Sangaji dalam hati. (Seperti dikisahkan Jimat P di Koran Merapi) *