HARIAN MERAPI- Kisah cerita misteri boneka untuk anak Santi 3. Keesokan harinya, tepat jam 9 pagi HP ku berdering. Erika telepon.
“Ibu, maaf. Mau mengabarkan. Anak Santi operasi hari ini.”
“Ha, operasi, bukannya tadi malam dia sudah berangsur sehat dan kata Santi hari ini bisa balik.”
“Iya, Bu. Tapi tadi katanya dokter meminta untuk segera dilakukan operasi karena ditemukan kelainan pada selaput otaknya.”
“Ya Allah…Aku ikut lemas. Sebagai seorang ibu, aku merasakan kekhawatiran Santi. Apalagi tanpa ada suami.
Deka, kepala cabang dimana aku berkantor saat itu bertanya, “Kenapa, Bu?”
“Anak Santi mau operasi,” jawabku.
“Iya, Bu. Saya juga dapat kabar dari Erika,” ucap Deka.
Kebetulan staf antar cabang ini memang saling kenal. Aku segera meminta Deka untuk mengumpulkan seluruh staf di cabang tersebut.
“Teman-teman, ada kabar kurang baik dari Bu Santi, anaknya hari ini akan menjalani operasi di rumah sakit. Mari kita berdoa untuk kelancaran dan agar si kecil segera diberi kesehatan.”
Nampak staf di cabang tersebut khusyuk berdoa. Aku sangat kepikiran dengan operasi anak Santi. Entah. Pikiranku tidak enak.
Aku kembali terbayang boneka yang aku bawa. Apakah tadi malam si kecil sudah sempat memegangnya?
Atau setidaknya melihatnya?