HARIAN MERAPI - Sebuah cerita misteri Bu Jainah menikah dengan jin setelah tiga kali pernikahan sebelumnya kandas di tengah jalan.
Sudah tiga kali Bu Jainah (bukan nama sebenarnya) menikah secara normal dengan laki-laki biasa.
Namun tiga kali pula pernikahan itu kandas di tengah jalan. Rumor yang beredar mengatakan, Bu Jainah bakul kain batik itu seorang wanita hiper sex.
Baca Juga: Polresta Yogyakarta bongkar kasus TPPO, beberapa perempuan disekap dan dijadikan pemandu lagu
Kebutuhan biologisnya seakan tak pernah terpuaskan. Warga hanya bisa menduga, mungkin suami-suami Bu Jainah tersebut tidak bisa memberi kepuasan yang maksimal kepadanya.
Pulang dari pasar Bu Jainah membawa selembar tabloid. Tertarik sebuah iklan yang berbunyi: seorang paranormal bisa menjodohkan jin dengan seorang perempuan. Menarik bagi Bu Jainah iklan ini.
Dia lalu ingin membuktikan kebenaran iklan itu. Mimin (nama samaran) keponakannya yang tinggal serumah mencoba mencegahnya. Namun Bu Jainah bersikeras untuk mencobanya.
Akal sehatnya telah tersisihkan oleh pikiran “gila”-nya. Jadilah hari itu Bu Jainah diantar Mimin menemui sang paranormal yang tertera dalam iklan tersebut.
Singkat cerita, bakul batik itu bersedia memenuhi segala persyaratan dan mahar seberapa pun besarnya untuk mendapatkan jin.
Baca Juga: Membuat keluarga bahagia itu sederhana, begini nasihat dari pakar
“Ya, sesegera mungkin bisa menjadi pendamping ibu, asal membayar mahar dan memenuhi semua persayaratannya,” ujar sang paranormal meyakinkan.
Keesokan harinya merupakan hari pertama Bu Jainah bersuamikan jin. Sejak pagi wajahnya berseri-seri. Ingin rasanya siang itu cepat berlalu, berganti dengan malam.
Begitu malam tiba, baru pukul delapan Bu Jainah telah menutup pintu kamarnya. Mimin tak lagi peduli akan hal bibinya. ”Ben wae. Lha wong ya wis gedhe tuwa. Mesthine rak ya ngerti ala lan becik,” begitu pendiriannya.
Esok harinya pukul lima pagi Mimin telah bangun. Menuju dapur dia melihat pintu kamar bibinya terbuka sedikit. Dan ketika menoleh ke dalam, mata Mimin menangkap pemandangan yang “menakjubkan”.
Di atas ranjang besar, bibinya tergolek sendirian seperti orang kelelahan. Tidak ada selembar benang pun menutupi tubuhnya. Bantal, guling, sprei kasur acak-acakan. Daster, bra dan CD-nya terserak di lantai.