kearifan

Desa Trangsan di Kabupaten Sukoharjo, 30 persen penduduknya berprofesi sebagai pengrajin rotan

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 19:45 WIB
Warga Trangsan sedang membuat mebel dari rotan. (JATENGPROV.GO.ID)

HARIAN MERAPI - Terbentuknya Desa Wisata Rotan Trangsan di Kabupaen Sukoharjo memang belum lama,

namun jangan salah sentra industri pengolahan rotan terbesar di Jawa Tengah ini bersungguh-sungguh mengembangkan potensi ekonomi wisatanya.

Hal ini terbukti dengan adanya fasilitas gratis dari penduduk setempat untuk untuk mengenalkan kepada wisatawan bahwa kerajinan rotan dan furniture dari rotan juga bisa eksis di masyarakat lokal karena kualitasnya tidak kalah dengan furniture yang terbuat dari kayu.

 

Dilansir laman jatengprov.go.id, karakter welcome kepada semua pengunjung menjadi alasan mengapa kita harus merotan di Desa Trangsan karena memberikan pengalaman berharga kepada pengunjung.

Hingga saat ini terdapat lebih dari 600 orang atau sekitar 30% penduduk desa Trangsan yang berprofesi sebagai pengrajin rotan. Keterampilan ini umumnya diwariskan secara turun temurun dari keluarga yang sudah sejak dulu menekuni home industry rotan.

Ketelatenan masyarakat inilah yang mampu menjadikan kerajinan rotan asal Desa Trangsan menjadi produk unggulan kabupaten Sukoharjo meski bahan baku memang masih didatangkan dari luar daerah seperti Surabaya dan beberapa kota di pulau Sulawesi.

Kemudahan mengakses lokasi serta keterbukaan masyarakat setempat yang mengizinkan pengunjung melihat langsung proses produksi kerajinan rotan mulai dari tahap awal hingga akhir menjadi keunikan bagi sentra industri kerajinan rotan di Desa Trangsan yang jumlah kunjungan setiap tahunnya mencapai 6.000-7.000 orang dengan mayoritas status sebagai pelajar.

Baca Juga: Lebih dari 150 Guru Ikuti Jelajah Edukasi Dasar di Sekolah Eksperimental Mangunan, Angkat Tema Guru Membumi dan Menyuburkan

Hal menarik lainnya yang tidak boleh dilewatkan oleh kaum muda adalah mendesain sendiri produk berbahan dasar rotan yang ingin dibeli. Tidak hanya perabot rumah tangga, di sini pengunjung bebas merancang aksesoris fashion seperti tas, kotak make up, gelang, dompet, dan topi dari rotan.

Sudah seharusnya masyarakat menyempatkan diri untuk menengok desa yang telah memperoleh predikat Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WBTbI) ini. *

 

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB