kearifan

Candi Cangkuang di Garut, pertama kali diungkap warga Belanda, Vorderman

Sabtu, 31 Mei 2025 | 20:50 WIB
Pintu masuk kompleks Candi Cangkuang. (Kemdikbud.go.id)

HARIAN MERAPI - Ada sebuah candi peninggalan agama Hindu dari abad ke-17 di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Namanya adalah Candi Cangkuang, yang di dalamnya terdapat patung Siwa Hindu. Candi ini berdiri di sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah Situ Cangkuang.

Keberadaan candi ini pertama kali diungkap oleh seorang warga Belanda bernama Vorderman.

Baca Juga: Bagungan Cagar Budaya Joglo Giri Kusumo Gunung Tutup, awalnya sebuah hutan yang dibangun secara bertahap

Sebutan ‘Cangkuang’ sendiri berasal dari nama tanaman sejenis pandan (Pandanus furcatus), yang banyak terdapat di sekitar candi.

Daun cangkuang umumnya dimanfaatkan untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren.

Asal muasal Candi Cangkuang pertama kali sudah terdengar oleh Vorderman, salah atau warga Belanda yang kala itu menetap di Garut.

Ia menuliskan penelitiannya di dalam buku Notulen Bataviaasch Genotschap terbitan tahun 1893, yang menyatakan bahwa di Desa Cangkuang terdapat peninggalan patung Dewa Siwa dan makam Embah Dalem Arif Muhammad, tokoh penyebaran agama Islam di daerah ini.

Baca Juga: BRImo Siap Layani Kebutuhan Transaksi Finansial Kapan Saja Agar Liburan Tenang

Namun candi ini baru ditemukan kembali pada tanggal 9 Desember 1966 oleh Tim Sejarah Leles. dengan peneliti Harsoyo dan Uka Tjandrasasmita.

Setelah ditemukan kembali, candi ini mulai dilakukan penelitian pada tahun 1966 dan pemugaran Candi Cangkuang sendiri dilakukan pada tahun 1974.

"Disini ada Cangkuang sama arca Siwa di dalamnya dan disebelahnya persis sekira 3 meter dari candi ada makam Arif Muhammad. Lalu pada tahun 1966 mulai melakukan penelitian berdasarkan laporan tadi, karena kalau ada nama Muhammad sudah jelas nama tokoh Muslim, sedangkan Siwa nama dewa dalam agama Hindu," ujar Munawar Anzar, juru pelihara Candi Cangkuang, dilansir laman indonesia.go.id.

Munawar bercerita, saat itu para peniliti kemudian melakukan penggalian dan menemukan pondasi candi berukuran 4,5×4,5 meter.

Baca Juga: Perkawinan anak di Lombok Tengah dikecam Menteri Arifah, ini kasusnya

Selain itu juga terdapat puing-puing candi yang berserakan. Tidak ada keterangan jelas siapa atau kerajaan apa yang membangun candi.

Halaman:

Tags

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB