HARIAN MERAPI - Kekhususan Candi Ngawen di Kabupaten Magelang ini adalah letak candi berjajar berurutan dari selatan ke utara.
Ini mempunyai makna, Candi Ngawen merupakan ‘rumah’ Dhyani Buddha. Para Dhyani Buddha (dewa-dewa) posisi kedudukannya sama.
Kelima Dhyani Buddha tersebut adalah Vairochana yang menguasai Zenith dengan sikap tangan Vitarka mudra, Akshobhya yang menguasai arah Timur dengan sikap tangan Bhumisparsa mudra,
Baca Juga: REI DIY bagikan 450 paket sembako untuk anak yatim, lansia dan penyandang Ddisabilitas
Ratnasambawa yang menguasai arah Selatan bersikap tangan Wara mudra, Amitabha yang menguasai arah Barat sikap tangan Dhyana mudra, dan Amoghasiddha bersikap tangan Abhaya mudra.
“Dhyani Buddha adalah lima Buddha khusus yang melambangkan berbagai aspek alam semesta dan kualitas pencerahan spiritual dalam agama Buddha. Kelima Buddha ini juga dikenal sebagai Lima Dhyani Buddha, Lima Buddha Agung dan Lima Tathagata,” demikian penjelasan Bambang Eka Prasetya, pimpinan Sekolah Budaya ‘Nittramaya’ Magelang kepada para mahasiswa Universitas Tidar Magelang, Universitas Negeri Yogyakarta, siswa Nittramaya dan pegiat wisata candi Ngawen di pelataran Candi Ngawen belum lama ini. Mereka juga belajar membaca relief-relief Candi Borobudur.
Keunikan lainnya, arah hadap candi-candi semuanya ke timur. Ini berarti, para umat Buddha yang sedang melakukan upacara ritual agama di pelataran candi Ngawen semuanya menghadap ke barat,
yang mengandung makna menghadap ke arah Candi Borobudur, yang arah letaknya di sebelah barat candi Ngawen dengan jarak 7,60 km.
Baca Juga: Bupati Kapolres dan Dandim Temanggung Cek Persiapan Pengamanan Operasi Ketupat Candi 2025
Arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa ditemukan di candi II dan arca Dhyani Buddha Amitabha di candi IV. Keunikan Candi Ngawen, di candi II dan candi IV setiap sudut candi ada arca Singa berdiri seolah menyangga dan menjaga bangunan candi.
Candi Ngawen memiliki kekhususan dalam tata letak, mandala dan gaya arsitektur bangunannya.
Artinya, tata letak dan bentuk bangunannya berbeda dengan candi-candi Buddha pada umumnya yaitu bangunannya tunggal dengan tingkatan-tingkatan yang mempunyai makna-makna filosofi agama Buddha.
Tata letak candi ini mirip dengan candi Hindhu yaitu adanya candi-candi perwara dan candi induk sebagai pusatnya.
Namun, di kompleks Candi Ngawen tidak terdapat candi induk, lima bangunan candi yang berjajar sederet dengan ukuran yang sama.