HARIAN MERAPI - Bagian terakhir atau ketiga dari cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan, tersadar dan menyesali diri setelah jatuh sakit.
Sibuk dengan usahanya untuk mengejar keuntungan demi keuntungan, membuat Hartoyo lupa bahwa waktu terus berlalu.
Tak terasa dirinya sudah semakin tua dan anak-anaknya sudah menginjak dewasa. Badannya pun mulai merasa sakit-sakitan, sementara ambisinya untuk mereguk harta sebanyak-banyaknya belum juga padam.
Sampai akhirnya fisik benar-benar tak bisa diajak kompromi, sehingga dirinya harus tergolek di rumah sakit untuk menjalani pengobatan intensif.
Di saat tubuh tidak berdaya itulah, Hartoyo baru berpikir soal semua yang sudah dilakukannya selama ini.
Ingatannya melayang kembali ke masa kecilnya, saat sang ibu yang sudah lama dilupakan dengan sabar meladeni semua kemauan dirinya.
Terbayang kembali ketika dirinya marah-marah karena cemburu pada adiknya Saleh, yang dibelikan mainan, tapi dengan bijak sang ibu mencoba menjadi penengah yang baik.
Baca Juga: Cerita hidayah akibat sibuk mengejar kekayaan 2, menjadi orang sukses sampai lupa urusan keluarga
Baru terasa sekarang, bahwa perlakuan dirinya terhadap ibu, ayah dan adiknya selama ini sudah sangat buruk.
Apalagi sejak meninggalkan kampung halaman beberapa tahun silam, dirinya nyaris tak pernah berkomunikasi dengan keluarganya.
Sehingga sampai sekarang Hartoyo tidak tahu, bagaimana nasib kedua orangtuanya serta adiknya. Tak terasa air mata meleleh membahasi pipi Hartoyo.
"Mah, tolong hubungi ibu dan keluargaku. Bagaimanapun caranya usahakan mereka bisa datang kesini. Saya kangen sekali dengan mereka," kata Hartoyo pada istrinya.
Baca Juga: Gelar kegiatan Ramadan Penuh Berkah, Perumda Air Minum Tirta Makmur Sukoharjo bagikan takjil gratis
Sayang sekali, keinginan Hartoyo untuk bertemu dengan keluarganya tidak bisa terpenuhi. Batinnya semakin tertekan, manakala yang datang hanya Saleh.