HARIAN MERAPI - Cerita hidayah dengan sikap mau sabar menerima keadaan maka pada akhirnya malah mendapat rezeki tak terduga.
Hari sudah menjelang sore, tapi hujan turun belum menunjukkan tanda-tanda akan reda. Samsir pun duduk termenung di depan onggokan mangga yang dari pagi belum disentuh satu pun pembeli.
Pikirannya menerawang sampai di rumah, memikirkan istri tercintanya Marfuah, yang tengah menunggu hari-hari melahirkan buah hati pertama mereka.
Samsir sengaja memilih berjualan mangga karena sedang musim, sehingga berharap bisa laku keras dan membawa pulang banyak keuntungan.
Ia selama ini bekerja serabutan. Apa saja ia lakukan, yang penting bisa menghasilkan uang halal, untuk ditabung demi menyambut kehadiran si kecil.
Tapi hari ini kondisinya sedang tidak menguntungkan. Hujan yang tak reda-reda membuat dagangannya belum laku sama sekali.
"Maaf Dik, hari ini mungkin Mas pulang tidak membawa hasil. Mudah-mudahan besok cuaca lebih cerah, sehingga banyak pembeli yang datang," kata Samsir dalam hati.
Baca Juga: Cerita hidayah memiliki hobi yang menyesatkan membuat sulit mencari jodoh
Tiba-tiba matanya tertambat ke arah seberang jalan. Ia melihat segerombol anak kecil membawa payung berlarian mengejar dan mengantar pengunjung toko serba ada.
Sekalipun hujan, toko tersebut tetap saja ramai pengunjung karena menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari dan ada restorannya pula.
Kondisi hujan rupanya dimanfaatkan beberapa anak dan orang dewasa untuk menjadi ojek payung. Mereka mengantar pengunjung baik saat masuk ke toko maupun kembali ke mobilnya.
Dalam hati, Samsir pun ngudoroso dengan dirinya sendiri. "Rezeki bisa dimana saja dan kapan saja. Saat saya kehilangan pembeli karena hujan, orang lain justru memanfatkan kondisi ini untuk mengais rezeki dengan menjadi ojek payung. Tidak boleh mengeluh, karena ada saatnya nanti rezeki untuk saya."
Baca Juga: Debut Baim Wong sebagai Sutradara Film Horor 'Lembayung', Diangkat dari Utas Viral di Media Sosial
Samsir pun teringat Hadits Nabi yang pernah disampaikan seorang ustad dalam sebuah pengajian. "Sesungguhnya yang berkecukupan adalah orang yang hatinya selalu merasa cukup, dan orang fakir adalah orang yang hatinya selalu rakus." (HR. Ibnu Hibba)