HARIAN MERAPI - Cerita hidayah soal membagi warisan. Urusan warisan bagi sebagian orang dianggap tabu dibicarakan apalagi jika orangtua masih hidup.
Namun, tidak demikian dengan keluarga Habibi (semua nama disamarkan). Ia memilih membicarakan soal warisan dengan anak-anaknya saat kondisi kesehatannya masih baik sehingga bisa berbicara secara kekeluargaan dengan anak-anaknya.
Habibi merasa miris saat membaca berita di koran maupun televisi. Banyak kejadian keluarga hancur gara-gara urusan warisan.
Baca Juga: Cerita hidayah membentengi sawah ladang dengan doa Syariah
Ia yakin, penyebabnya lantaran orangtua sudah tiada sehingga anak-anak menjadi mau menangnya sendiri saat membagi warisan.
"Tuntunan dalam Alquran sudah jelas soal pembagian harta warisan. Karenanya aku minta semua kumpul di rumah saat liburan. Tolong kamu sebagai kakak tertua bisa mengabarkan kepada adik-adikmu," kata Habibi kepada anak sulungnya, Toni, melalui sambungan telepon.
Habibi memiliki empat anak yang tinggal berlainan kota lantaran pekerjaan.
Setelah menunggu waktu sekitar dua bulan, akhirnya dipilihlah tanggal yang telah disepakati semua anak Habibi. Mereka datang bersama keluarga sehingga suasana rumah sangat gayeng.
Baca Juga: FEB UKSW Salatiga kini miliki ruang rapat dan Postgraduate Lounge Mahasiswa S2 dan S3
Selain Toni, tiga anak Habibi mempertanyakan ihwal pertemuan tersebut. "Mengapa hal ini dibicarakan sekarang, Pak. Bukannya bapak masih segar bugar. Rasa-rasanya kami sebagai anak seperti meminta agar bapak segera meninggal kalau membicarakan soal warisan sekarang. Tabu lho kalau orangnya masih ada kok kita ngomong soal warisan," ujar Tuti, anak bungsunya. Kata-kata Tuti disambut anggukan kedua kakaknya.
Habibi hanya tersenyum. Ia lantas bercerita soal kekhawatiran keluarga akan terpecah belah saat membicarakan warisan sementara ia sudah tiada. "Bapak ingin kalian rukun. Cuma itu. Karena itulah bapak mengumpulkan kalian saat ini," ujar Habibi.
Pertemuan keluarga yang amat penting itu memakan waktu seharian. Bahkan, setelah makan siang bersama pun belum rampung hingga dilanjut menjelang Maghrib.
Setelah berdiskusi panjang lebar, keputusan bersama pun dibuat dan ditandatangani di atas materai. Pembagian warisan tersebut sesuai dengan perintah Alquran.
Baca Juga: Izin usaha PT Paytren sebagai manajer investasi syariah dicabut, berikut daftar pelanggarannya
"Ini menjadi kesepakatan kalian sebagai anak-anak bapak. Tolong kesepakatan ini dipatuhi dan jangan ada yang melanggar kesepakatan ini," ujar Habibi yang lega karena pertemuan berlangsung lancar meski ada riak-riak kecil.
Benar saja ikhtiar ini rupanya membawa dampak positif. Hubungan keluarga anak-anaknya sangat akur karena mereka tidak memiliki anggapan negatif soal pembagian warisan.