Sejak saat itu seisi rumah merasa bertanggung jawab dan saling mengingatkan menu apa saja untuk makan sahur nanti.
Dan sejak saat itu pula tak ada gendruwo dan sosok menakutkan yang megetuk pintu untuk membangunkan makan sahur. (Seperti dikisahkan Haura Arzaqi Wijayantri di Koran Merapi) *