HARIAN MERAPI - Kisah cerita miteri bangku kosong di kelas 2, menemukan lembar kertas lusuh dan lecek dari dalam tas.
Kesan pertama aku masuk di kelas tersebut sangat menyenangkan. Sepertinya anak-anak itu juga suka dengan cara aku berkomunikasi dengan mereka.
Tepat pukul 3 sore, aku dan guru-guru lain pun bergegas pulang, sedang semua siswa sudah pulang pukul 1 tadi.
Baca Juga: Cerita miteri bangku kosong di kelas 1, saat berbalik, tangan seperti mengenai sesuatu
“Bu Rani, bagaimana dengan anak-anak kelas 5?” Tanya kepala sekolah kepadaku ketika aku melintas di depan ruangan beliau.
“Alhamdulillah menyenangkan, Pak. Sepertinya mereka juga mulai suka dengan cara saya berkomunikasi.”
“Syukurlah, semoga proses belajar mengajar di sini lancar ya, Bu.”
“Semoga, Pak.” Jawabku sambil permisi dan menuju tempat parkir untuk mengambil motorku.
Baca Juga: Jelang libur Nataru, Dinas Pariwisata Sleman ajak pelaku wisata utamakan Sapta Pesona
Selepas Isya’ aku membuka tas yang aku gunakan mengajar tadi dan mengeluarkan tumpukan kertas perkenalan dari anak-anak.
“Hem…tulisannya lucu-lucu,” batinku melihat gaya tulisan anak-anak yang khas dengan murid SD tersebut.
Tepat di lembar terakhir, aku agak kaget, kertasnya berbeda. Sedikit lusuh dan lecek. Berbeda dengan kertas lain yang tadi aku bagikan ke semua siswa.
Nama: Viola Damayanti
Panggilan Vio
Alamat: Jln Manggar
Baca Juga: Tiap Pedukuhan Disuntik Rp 50 Juta, Bantul Targetkan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Rampung 2025
Tiga larik tulisan tertulis dengan rapi, namun…ketika melihat bagian pinggir kertas tersebut aku lebih kaget, ada noda berwarna merah yang menyerupai sidik jari anak-anak. Noda itu ada di kiri dan kanan.