"Sama–sama Mbak. Lha Mbaknya mau kemana, kok sepagi ini," tanya Dalijo sambil menolehkan. Tapi ternyata perempuan tersebut sudah tidak terlihat.
Rasa takutnya mulai timbul, Dalijo baru sadar kalau perempuan yang diantarnya bukan manusia.
Baca Juga: Perempuan diperdagangkan di Jogja, begini modusnya
Dengan sekuat tenaga dan masih diselimuti rasa ketakutan, Dalijo memacu kendaraan sekencang–kencangnya. Sampai di tempat kerjanya nafas Dalijo masih terengah–engah.
Sejenak beristirahat, pengunjung pasar mulai banyak yang memarkir kendaraannya di lokasi kerja Dalijo.
Anehnya semakin lama semakin banyak yang memarkir di tempat Dalijo, padahal waktu itu pasar bukan hari pasaran yang biasanya lebih ramai daripada biasanya.
Bahkan sampai Dalijo kewalahan. Beberapa pemilik kendaraan juga memberi Dalijo uang parkir lebih daripada biasanya.
Dalijo pun mengira–ngira, larisnya parkirannya apakah karena telah mengantarkan perempuan tadi pagi? (Seperti dikisahkan Dwi Cahya di Koran Merapi) *