Aku tetap pemalu, kadang malas melakukan pekerjaan, susah diajak kompromi, sedikit boros dan agak nakal. Selain itu, aku jarang masuk sekolah dan tak mengindahkan nasihat orangtua dan guru.
Sebab, kurasa tak ada efek apapun bagiku, beberapa hari kemudian aku malas pakai akik itu. Dan kebetulan sehari setelah itu, teman sebangkuku datang ke rumah beserta ayahnya.
“Akik yang sering kamu pakai ke sekolah itu di mana sekarang?”
“Ada. Kutaruh di cangkir di dalam lemari.”
“Boleh kulihat? Kalau cocok aku beli,” kata ayah temanku.(Seperti dikisahkan Fathorrozi di Koran Merapi) *