HARIAN MERAPI - Cerita misteri cincin akik milik kakek 1, akik pusar bumi tidak boleh dipakai saat masuk kamar mandi.
Ada banyak macam cincin batu akik yang dimiliki kakek.
Yang kuingat, di antaranya bernama pirus, zamrud, ruby, blue safir, giok hitam, ati ayam, pancawarna, sulaiman madu, junjung drajat, combong, badar lumut, badar besi, bulu macan, galih kelor, dan pusar bumi.
Baca Juga: Pengurus MUI Sleman dikukuhkan, Bupati Sleman ajak bersinergi
“Kamu ingin yang jenis apa?” tanya kakek kepadaku di depan batu-batu akik yang ia jejerkan di meja tamu sepulangku mengaji dulu.
Waktu itu aku tak paham jenis akik satu-satu. Tapi, ada sebagian yang sangat ingin aku pakai. Warnanya hijau, warna favoritku dan merah muda. Namun ringnya kebesaran dan terkesan lawas.
“Oh, ini namanya zamrud dan yang merah muda ini ruby,” ucap kakek setelah aku tunjuk akik mana yang kuminati.
Singkat cerita, kakek tidak memperkenankanku memakai akik yang telah kutunjuk tadi. Kurang sesuai dengan kepribadianku, katanya.
Aku mengiyakan saja. Akhirnya, kakek menyodorkan akik berwarna putih dan tengahnya seperti pusar air.
“Ini pusar bumi. Banyak khasiatnya. Cocok untuk kamu pakai,” kata kakek.
Baca Juga: WhatsApp punya fitur baru lho! Namanya 'pesan video instan' begini cara penggunaannya
Kuingat, akik itu yang pada malam-malam tertentu dimandikan dengan air tujuh kembang, lalu beberapa menit kakek mengeringkannya dengan asap kemenyan.
“Akik ini ada dua. Suami-istri. Ini si istri dan satunya si suami dipakai kakek. Pakai saja akik ini di jari manis kirimu. Jangan sampai hilang! Jangan pula kau sampai menjualnya,” nasihat kakek waktu itu.
Kakek juga berpesan untuk melepas akik pusar bumi ini jika aku hendak masuk ke toilet atau pun ada hajat ke kamar mandi.
Beberapa bulan aku pakai akik yang sedikit kebesaran ke jari manis kiriku itu, tetapi tak ada sesuatu yang berubah dalam hidupku.
