Menyingkap mitos kesenian wayang kulit, kisah Baratayuda dipercaya bisa menimbulkan prahara

photo author
- Senin, 19 Juni 2023 | 17:00 WIB
Sebuah pementasan wayang kulit.  (Koko Triarko)
Sebuah pementasan wayang kulit. (Koko Triarko)

Sejumlah lakon wayang kulit pantang diadakan sembarangan, karena dipercaya bisa menimbulkan bencana.

Salah satu contoh lakon wayang kulit yang dipercaya keramat itu adalah Baratayuda.

Kisah perang besar antara Kurawa dan Pandawa itu dipercaya bisa menimbulkan dampak munculnya prahara atau bencana.

Mengutip buku Simbolisme Dan Mistikisme Dalam Wayang, sederet peristiwa besar terkait pergelaran lakon wayang Baratayuda menunjukkan kekeramatan lakon tersebut.

Baca Juga: Kemarau mulai akibatkan kekeringan, petani cabai di Mlati Sleman gunakan pompa air, biaya produksi membengkak

Buku karya Ir Sri Mulyono Djojosupadmo, menyebut lakon wayang Baratayuda pernah dipentaskan pada tahun 1958 di Sasana Hinggil Dwi Abad Yogyakarta.

Pada saat bersamaan, kemudian terjadi gempa bumi. Orang mengaitkan peristiwa gempa tersebut dengan lakon wayang Baratayuda.

Kemudian, lakon keramat itu juga pernah dipentaskan pada tahun 1974 di Gelora Senayan Jakarta.

Tidak lama setelah itu terjadi peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Orang kembali mengaitkan peristiwa Malari itu dengan pementasan lakon wayang Baratayuda.

Baca Juga: Bantuan Keuangan Kabupaten di Karanganyar Disalurkan ke 1.075 Titik, Bersumber Dana Aspirasi Legislator

Meski bisa saja karena kebetulan, pada kenyataannya lakon wayang kulit Baratayuda hingga kini dianggap keramat.

Tak seorang pun dalang wayang kulit berani sembarangan mementaskan lakon Baratayuda. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X