Sejumlah lakon wayang kulit pantang diadakan sembarangan, karena dipercaya bisa menimbulkan bencana.
Salah satu contoh lakon wayang kulit yang dipercaya keramat itu adalah Baratayuda.
Kisah perang besar antara Kurawa dan Pandawa itu dipercaya bisa menimbulkan dampak munculnya prahara atau bencana.
Mengutip buku Simbolisme Dan Mistikisme Dalam Wayang, sederet peristiwa besar terkait pergelaran lakon wayang Baratayuda menunjukkan kekeramatan lakon tersebut.
Buku karya Ir Sri Mulyono Djojosupadmo, menyebut lakon wayang Baratayuda pernah dipentaskan pada tahun 1958 di Sasana Hinggil Dwi Abad Yogyakarta.
Pada saat bersamaan, kemudian terjadi gempa bumi. Orang mengaitkan peristiwa gempa tersebut dengan lakon wayang Baratayuda.
Kemudian, lakon keramat itu juga pernah dipentaskan pada tahun 1974 di Gelora Senayan Jakarta.
Tidak lama setelah itu terjadi peristiwa Malari pada 15 Januari 1974. Orang kembali mengaitkan peristiwa Malari itu dengan pementasan lakon wayang Baratayuda.
Meski bisa saja karena kebetulan, pada kenyataannya lakon wayang kulit Baratayuda hingga kini dianggap keramat.
Tak seorang pun dalang wayang kulit berani sembarangan mementaskan lakon Baratayuda. *