HARIAN MERAPI - Cerita kisah Putri Champa dan penyebaran Islam di Majapahit 3
Prabu Brawijaya menikahi pelayan Istana setelah mendapat wangsit.
Bahagiakah hasil pernikahan Prabu Brawijaya dengan pelayan istana tersebut?
Prabu Brawijaya pun memerintahkan Patih Gajah Mada untuk menyerahkan Putri Cina kepada Arya Damar, sang penguasa dari Palembang agar diperistri. Pada saat itu Putri Cina pun sedang mengandung Anak mereka.
Perjalanan waktu pun, cinta Prabu Brawijaya V dengan Putri Champa (Permaisurinya Dewi Dwarawati) mendapatkan lima orang anak.
Mereka ialah Ratu Ayu Handayaningrat, Dewi Candrawati, Raden Jaka Peteng, Sunan Lawu Argopura, dan Panembahan Brawijaya Bondhan Surati.
Selain dua permaisuri tersebut, Prabu Brawijaya V juga memiliki satu istri lagi yang bernama Dewi Wandan Kuning yang bernama asli Bondrit Cemara, seorang pelayan istana asal daerah Wandhan, Sulawesi.
Bhre Kertabhumi atau Prabu Brawijaya menikahi pelayan istana itu karena wangsit yang diterima saat sakit sipilis atau raja
singa.
Dalam meditasinya, ia mendapatkan petunjuk jika ingin sembuh, yakni harus menikahi seorang pelayan wanita berdarah Wandhan.
Perempuan itu harus menjadi istri Bhre Kertabhumi yang terakhir. Setelah menikahi pelayan tersebut, Bhre Kertabhumi pun
sembuh.
Ia kemudian dikenal sebagai Wandhan Kuning yang melahirkan Raden Bondan Kejawan. Bondan Kejawan ini dititipkan Akuwu ring Tarub yang dikenal dengan Ki Ageng Tarub (Joko Tarub).
Putra Bhre Kertabhumi itu selanjutnya menikah dengan Dewi Nawangsih, putri Joko Tarub dari istrinya, Dewi Nawang Wulan.
Bondan Kejawan dalam pernikahannya pun memiliki anak bernama Getas Pendawa, Getas Pendhawa berputra Ki Ageng Selo berputra Ki Ageng Enis berputra Ki Ageng Pamanahan berputra Panembahan Senopati, raja Mataram pertama.