Dan Saodah turut suaminya di kota.
Pada usia 55 tahun Pak Jemika sakit-sakitan jadi sudah tidak bisa bekerja seperti dulu lagi.
Baca Juga: Gelar Patroli Wilayah, Polres Sukoharjo Larang Siswa Konvoi Kelulusan
Untuk keperluan harian ia hanya mengandalkan hasil pekarangannya terutama hasil kelapanya.
Pada waktu itu Jumakir melangsungkan pernikahan.
Istrinya adalah tetangga desa seorang pedagang sayur.
Upacara pernikahannya sangat sederhana mengingat ayahnya sakit dan beayanya juga tidak ada.
Sesudah nikah Jumakir ikut isterinya karena isterinya anak tunggal.
Sekarang yang tinggal di rumah hanya Pak Jemika dan Jumilah.
Baca Juga: Hari Buruh di Salatiga, Ganjar Pranowo: Saya siap dorong tingkatkan jaminan hidup buruh
Pak Jemika sakitnya makin parah karena memikirkan Jumilah belum berkeluarga.
Sebenarnya Jumilah juga sudah berusaha mencari suami tetapi usahanya selalu gagal.
Pak Jemika akhirnya meninggal dunia. Sekarang yang menghuni rumah itu tinggal Jumilah sendiri.
Ia merasa nasibnya buruk tinggal sebatang kara di dalam rumah itu.
Sering-sering semalam tidak bisa tidur.