"Ndakpapa, Pak. Sekali-kali biar takbirannya lebih berkesan. Di dusun-dusun lain juga takbir keliling lho Pak". jawab Paijo.
"Kemarin Lik Tarjo melihat ular weling di mbelik keluar sarang. Biasanya itu pertanda buruk. Bapak khawatir terjadi apa-apa, Le". kata Ayah Paijo.
Baca Juga: Video CCTV Perempuan Jadi Korban Begal Payudara di Babarsari Sleman Beredar di Media Sosial
"Sudah, Pak. Ndak perlu khawatir. Kita ini sudah hidup di zaman modern. Jangan percaya mitos," jawab Paijo sambil mengisi oncor dengan minyak.
Keinginan Paijo memang gak bisa dilarang. Oncor sudah terisi dengan minyak.
Sesekali Paijo mencoba menyalakan oncornya, mengecek bisa menyala atau mbejen.
Sesuai undangan, ba'da Isya anak-anak berkumpul di depan masjid.
Mereka berpakaian muslim sambil membawa oncor dan lampion warna-warni.
Dengan komando Paijo, anak-anak berjalan dan bertakbir di sepanjang jalan.
Orang tua dari anak-anak itu juga ikut berkeliling.
Alhasil masjid sepi, hanya ada Pak Kaum dan beberapa pengurus takmir masjid.
Selama perjalanan Paijo merasa bangga melihat kegembiraan anak-anak.
Namun saat rombongan takbir keliling melewati mbelik.
Mendadak suasana jadi mencekam dan panik. Anak paling belakang tiba-tiba menangis dan berteriak-teriak.