Kampung ini tampak masih ramai, tidak seperti kampong sebelumnya yang mereka lewati.
Lalu lalang orang di tepi jalan masih banyak, terdapat lampu-lampu neon yang menerangi sepanjang jalan sehingga tampak sangat jelas jika warga kampong ini sedang punya hajat.
Baca Juga: Mungkinkan Asosiasi Jalan Tol Indonesia berikan diskon tarif jalan tol selama mudik Lebaran?
Kang Sahrul mulai mengurangi kecepatan mobilnya, bersiap untuk mencari lokasi masjid yang ada di kampung itu.
Tak jauh dari di depan terlihat menara masjid menjulang tinggi.
Sumber keramaian warga berasal dari masjid, tampak kumpulan jama’ah sedang ramai memadati masjid dan sekitarnya.
“Bagimana pak kyai, kita jadi istirahat tidak ?” Tanya Kang Sahrul, tampak ragu-ragu.
“Ya tidak apa-apa, kita bisa numpang pengajian sekalian,” jawab kyai.
Kang Sahrul segera mencari area yang luas untuk memarkir mobilnya.
Tampak tukang parkir memberi aba-aba supaya mobilnya dapat parkir yang tepat.
Pak kyai!, tiba-tiba ada suara dari belakang yang menyebut namanya.
Sang kyai dan kang Sahrul sedikit terkejut, mereka berpikir kenapa ada orang yang mengenal mereka di sini, batin mereka dalam hati.
Namun, mereka segera dapat menguasai perasaan dan pikiran mereka.
Tampaknya orang yang menyebut nama mereka, adalah pimpinan pengajian ini atau setidaknya panitia, dilihat dari baju yang ia kenakan serba putih dari sarung sampai kopyahnya.
Orang yang berbaju serba putih mempersilakan kyai dan kang Sahrul untuk memasuki rumah yang ada didepan masjid.