Meskipun ia belum lama tinggal di Leran, namun sosoknya begitu melekat di hati masyarakat.
Raja Brawijaya V yang mendengar kabar wafatnya Putri Retno Suari pun terkejut.
Ia begitu terpukul, perempuan yang ia cintai sejak pandangam pertama telah pergi meninggalkannya.
Pupus sudah harapannya untuk memperjuangkan cinta Putri Retno Suari.
Sebagai bentuk rasa cintanya ia membuatkan gedung kuncup pada makam Putri Retno Suari.
Gedung kuncup yang dibuatkan pada makam Putri Retno Suari tidak diberi atap.
Berdasarkan filosofi hal tersebut menandakan Putri Retno Suari belum menikah.
Wabah penyakit yang menyerang Leran kala itu dikenal dengan nama penyakit To`un atau sampar.
Penyakit tersebut sangatlah ganas, hingga banyak orang yang meninggal dunia secara bersamaan.
Baca Juga: Perjalanan dakwah Putri Retno Suwari 4, rela hijrah dan mengabdikan dirinya di tanah Jawa
Mereka dimakamkan dibanyak tempat karena wilayah sekitar tidak cukup menampung mayat yang begitu banyak.
Sepeninggalnya para pengawal Putri Retno Suari pun banyak yang berpulang.
Putri Retno Suari wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M).
Batu nisannya ditulis dalam bahasa Arab dengan huruf kaligrafi bergaya Kufi. Nisan Putri Retno Suari merupakan nisan kubur Islam tertua yang ditemukan di nusantara.
