HARIAN MERAPI - Kisah pengalaman mistis Adir yang merelakan istrinya memadu cinta dengan setan setiap malam Selasa Kliwon.
Semua itu dilakukan demi mendapatkan pesugihan.
Pada malam Selasa Kliwon, jarum arloji di tangannya menunjuk angka delapan.
Adir, lelaki beristri namun belum dikaruniai anak, berjalan menuju Kali Celeng. Tangannya memegang gagang pancing.
“Dapat ikan ya syukur. Tidak, ya tidak apa- apa”, begitu semboyannya.
Setiap malam Selasa Kliwon, semalaman Adir memang harus berada di luar rumah.
Menjelang subuh baru pulang. Makanya, kalau tidak bergadang di cakruk ronda ya mancing di kali.
Hal itu sudah menjadi kesepakatan antara Adir dan Rum, istrinya.
Ketidakberadaan Adir di dalam rumah pada sepanjang malam Selasa Kliwon bukan tanpa maksud.
Pada malam itu Rum, istrinya, akan mendapat kunjungan tamu istimewa.
Tamu yang ajeg setiap malam Selasa Kliwon datang menyambangi Rum adalah seekor kera ekor panjang berbulu hitam.
Pada tengah malam, kera ekor panjang tersebut akan berubah wujud menjadi lelaki perkasa, berkulit hitam, berambut lebat di dadanya.
“Ayoh, Mas. Aku sudah siap”, ujar Rum lirih sambil mengerdipkan matanya seraya melempar senyum menggemaskan, manakala keduanya sudah rebahan di ranjang.